TIMES JATIM, BANYUWANGI – Tepat hari kesepuluh hari raya Idul Adha, tradisi tari Seblang digelar di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu malam (17/7/2022). Sebuah tradisi asli suku Osing yang kental nuansa mistis.
Ritual Seblang yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini, dibawakan oleh seorang penari wanita tua (menopause) dalam keadaan kehilangan kesadaran atau dimasuki roh leluhurnya.
Aktor penari Seblang bukan orang yang sembarangan, melaikan keturunan dari leluhur masyarakat setempat. Pada kesempatan kali ini, tari seblang dibawakan oleh Supani yang berusia 70an.
Sebelum memulai tari seblang, warga bakungan melakukan ziarah ke makam Mbah Witri, tokoh leluhur dan dilanjutkan ke sumber penawar.
Diteruskan dengan sholat magrib berjamaah, lalu berkeliling desa (ider bumi) disertai dengan pawai oncor-oncoran dengan seluruh listrik dipadamkan. Suasana sakral sangat terasa dalam perhelatan ini.
Suasana tradisi tari Seblang yang digelar masyarakat suku osinng di Kelurahan Bakungan, Banyuwangi. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Setelah itu, warga bakungan menyuguhkan sesajen yang terdiri dari tumpeng, pecel petek, tumpeng ketan parutan kelapa muda dan gula merah, suruh kinangan ayu, kembang Dermo atau untaian bunga, tumpeng takir, boneka,topi petani, cemeti, singkal, kelapa gading, tebu hitam, sekar setaman, serta kemenyan yang terus dibakar selama ritual seblang berlangsung.
Bersamaan, masyarakat melakukan makan bersama disepanjang jalan desa.
Selanjutnya, sekumpulan orang membacakan doa dan mantra untuk si penari Seblang. Sesaat kemudian penari mengalami hilang kesadaran dan dibawa ke pentas seni dengan menari-nari mengikuti irama geding yang mengiringinya.
Seorang penari Seblang menari selama 3 jam lebih dengan diringi gending dan syair yang dibawakan sinden. Gendingnya yaitu Seblang lakento, podo nonton, kodok ngorek, kembang menur, kembang pepe, kembang gadung, kembang abang, layar-layar Kumendung, Sukmo ilang, mendem gadung, manjer kiling, jaran dawuk, ugo-ugo dan erang- erang.
Suasana tradisi tari Seblang yang digelar masyarakat suku osinng di Kelurahan Bakungan, Banyuwangi. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Saat memasuki momen dipengujung acara, penari seblang menari-nari dengan membawa dua buah keris yang diacung-acungkan kekanan dan kekiri yang memiliki arti mengusir segala macam penyakit baik manusia, hewan, dan tumbuhan.
Lukman Hakim, selaku ketua panitia Seblang Bakungan mengatakan, selain sebagai bentuk uri-uri tradisi, tarian ini sebagai memperkuat identitas diri kita.
"Tarian Seblang Bakungan bertujuan untuk bersih desa, rasa ucap syukur kepada Tuhan, serta berdoa agar diberi ketenangan, kedamaian, keamanan dan kemudahan dalam mendapatkan rezeki halal, serta dijauhkan dari segala marabahaya,” katanya.
Agus Rahmanto, selaku Lurah Bakungan, menyampaikan bahwa tarian Seblang mampu menarik minat wisatawan. Dia berharap pelestarian tradisi ini dapat membantu meningkatkan perekonomian warga.
“Kita siapkan tenda-tenda UMKM untuk warga Bakungan, dengan banyaknya pengunjung diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga,” ucapnya dalam kegiatan pelestarian tari Seblang Bakungan Banyuwangi. (*)
Pewarta : Fazar Dimas (MG)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |