TIMES JATIM, SURABAYA – Gedung Negara Grahadi di pusat kota Surabaya menjadi saksi pentingnya persiapan menghadapi kekuatan alam yang tak terduga. Di ruang rapat yang dipenuhi wajah-wajah serius, diskusi tentang kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 berlangsung intens pada Selasa, (17/12/2024).

Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A., Pangdam V Brawijaya, hadir dengan pesan tegas sinergi adalah kunci.

“TNI siap mendukung penuh upaya kesiapan lintas sektor,” ucapnya, dengan nada penuh keyakinan.

Dalam forum itu, Menko PMK Pratikno memimpin jalannya rapat, didampingi Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, dan Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto.

“Bencana bukan hanya soal alam, tapi juga bagaimana kita mempersiapkan diri,” ujar Pratikno membuka rapat.

Ia menjelaskan bahwa Desember hingga Februari adalah masa rawan, dengan curah hujan ekstrem, angin kencang, dan tanah longsor yang mengintai. Ancaman ini nyata, terutama bagi Jawa Timur, salah satu daerah yang menjadi fokus perhatian pemerintah.

Menghadapi Musim yang Tak Terduga

Diskusi ini bukan hanya tentang peta rawan bencana, tetapi juga langkah-langkah konkret yang sudah dan akan diambil.

Dari perbaikan drainase hingga pembangunan tanggul darurat, setiap langkah dirancang untuk menjawab tantangan cuaca yang semakin sulit diprediksi. Posko-posko siaga mulai diaktifkan, sementara masyarakat diajak memahami risiko bencana melalui sosialisasi yang masif.

“Sinergi adalah kekuatan kita. Dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat, semuanya harus berperan,” kata Pratikno, menekankan bahwa kesiapan tak hanya soal infrastruktur, tapi juga mental dan kesadaran kolektif.

Komitmen TNI di Garda Depan

Mayjen Rudy Saladin membawa perspektif berbeda ke meja diskusi. Bagi TNI, bencana adalah medan yang membutuhkan kedisiplinan, kesiapan, dan respons cepat. Rudy memastikan bahwa personel dan peralatan sudah disiapkan untuk mendukung berbagai skenario bencana.

“Bukan hanya mitigasi, tapi juga respons tanggap darurat. Kami siap bergerak kapan saja,” tegasnya.

Baginya, kerja sama lintas sektor bukan sekadar strategi, tapi sebuah keharusan. Kolaborasi antara TNI, Polri, BNPB, dan elemen masyarakat akan menjadi tameng pertama menghadapi kemungkinan terburuk.(*)

Bantuan dan Harapan untuk Masyarakat

Dalam acara ini, simbolisasi bantuan untuk daerah-daerah rawan bencana menjadi momen penting. Menko PMK secara langsung menyerahkan bantuan kepada pemerintah daerah yang telah bersiaga. Bantuan ini mencakup logistik darurat hingga peralatan mitigasi. Langkah ini, menurut Pratikno, bertujuan mempercepat kesiapan daerah dalam menghadapi potensi bencana yang semakin dekat.

“Saya berharap upaya ini dapat mengurangi risiko dan dampak bencana. Kami ingin Natal dan Tahun Baru 2025 berlangsung aman dan damai,” ucapnya penuh harap.

Membangun Kekuatan dari Sinergi

Langit Jawa Timur mungkin mendung, tapi semangat sinergi para pemimpin dan masyarakat menjadi terang di tengah ancaman. Dalam persiapan ini, satu hal yang pasti: menghadapi bencana adalah soal menyatukan kekuatan.

Rapat itu ditutup dengan keyakinan bahwa langkah konkret dan kolaborasi yang solid akan membawa masyarakat Jawa Timur, dan Indonesia, melewati musim rawan bencana dengan selamat. Alam mungkin tak bisa dilawan, tapi dengan persatuan, kita selalu bisa bertahan. (*)