TIMES JATIM, JOMBANG – Gerakan Literasi Finansial (GLF) yang digagas oleh IQRA Semesta bekerja sama dengan KUBUKU Indonesia, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), ICMI, dan ISMI Jawa Timur resmi dimulai di Kota Santri, Jombang, pada Selasa (17/12/2024) kemarin.
Program ini dirancang untuk menyebarluaskan pemahaman literasi finansial kepada generasi muda, dengan target awal menjangkau 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebelum meluas ke seluruh Indonesia pada 2025-2026.
Ketua Dewan Pembina IQRA Semesta, Yusron Aminulloh, dalam acara peluncuran yang berlangsung di Perpustakaan Daerah Jombang, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk menyebarkan "virus" literasi finansial di kalangan generasi M dan Z.
"Kami hanya bertugas menyebarkan 'virus' bahwa anak-anak muda, generasi M dan Z, wajib paham literasi finansial, yaitu bagaimana mengatur dan merencanakan keuangan sejak dini," ujar Yusron kepada awak media, Rabu (18/12/2024).
Pria yang akrab disapa Cak Yusron menambahkan bahwa dari enam literasi dasar yang dicanangkan UNESCO, literasi finansial masih kurang mendapat perhatian di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak anak muda gagal memahami pentingnya perencanaan keuangan, yang berdampak pada perilaku konsumtif dan minim kesadaran akan investasi masa depan.
"Generasi muda kita bisa membaca, tetapi tidak semua memahami literasi finansial. Banyak dari mereka tidak tahu tentang hemat, efisiensi, menabung, dan investasi karena tidak diajarkan sejak dini," kata Yusron, yang juga CEO DeDurian Park Group.
Cak Yusron memaparkan tiga target utama dari GLF. Pertama, menyebarkan kesadaran bahwa penting bagi anak-anak memahami makna hemat, efisiensi, dan investasi masa depan sejak dini.
"Orang tua sering kali tidak seimbang dalam mendidik anak-anak mereka. Anak yang cenderung hedonis sering kali dibiarkan membeli barang-barang yang bukan merupakan investasi masa depan. Padahal, membeli buku, alat menggambar, alat musik, atau mengikuti les bahasa Inggris adalah investasi yang sebenarnya," jelas Yusron.
Kedua, GLF akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Dinas Perpustakaan Daerah se-Jawa Timur, Dinas Pendidikan, serta BUMN yang peduli pada literasi finansial.
"Tahun 2025, kami ingin gerakan ini berkembang masif di masyarakat, dengan menggandeng berbagai pihak terkait untuk mendukung gerakan ini," tambahnya.
Ketiga, GLF akan didorong sebagai gerakan yang tumbuh dari kesadaran masyarakat melalui partisipasi aktif, baik lewat media massa maupun media sosial. "Kami sebut gerakan ini bottom-up, karena muncul dari ide dan partisipasi masyarakat, bukan dari atas ke bawah," tegas Yusron.
Dengan pendekatan yang masif, Yusron optimis gerakan ini akan menarik banyak partisipasi dari berbagai pihak, termasuk perbankan, BUMN, perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat luas, untuk mencapai tujuan akhir yakni menciptakan generasi yang cerdas finansial.
"Literasi finansial harus disebarluaskan dan dimasyarakatkan agar dapat menjadi budaya dan kebiasaan generasi muda Indonesia," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gerakan Literasi Finansial Dimulai di Jombang
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |