TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Belakangan ini perkumpulan keluarga bani di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur semakin banyak. Nama dan julukannya pun berbeda-beda, sesuai dengan nama leluhur keluarga besar masing-masing. Dari sekian banyak keluarga bani itu, Bani Qomariz Zaman dikenal dengan bani tertua atau pertama yang ada di daerah setempat.
Merujuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bani tersebut memiliki arti keturunan, atau anak cucu. Sementara makna dari Bani Qomariz Zaman ialah anak cucu atau keturunan dari leluhur Qomariz Zaman.
Bani Qomariz Zaman itu berawal dari kisah sepasang kekasih suami-istri, bernama Qomariz Zaman. Keduanya tinggal dan hidup bersama pada abad ke-18 M. Selama masa hidupnya, mereka dikaruniai 8 putra-putri, 7 diantaranya melahirkan garis keturunan hingga saat ini. Hanya saja tempat tinggal mereka hingga kini masih ditelusuri oleh para penerus keluarga.
Lantas kapan Perkumuplan Bani Qomariz Zaman itu didirikan?
Kumpulan Bani Qomariz Zaman ini pertama kali diinisiasi oleh almarhum KH. Hasan Saifourridzal, pada tahun 1967. Dalam perjalanannya, Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini, didampingi oleh almarhum KH. Maksum, dan almarhum KH. Abdur Ra'uf.
Dua tahun kemudian, rencana itupun terrealisasi. Akhirnya, Perkumpulan Bani Qomariz Zaman pertama kali dilaksanakan dan diresmikan pada tahun 1969 oleh KH. Hasan Saifourridzal, di halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan.
Selama dua tahun itu, ketiga tokoh pendiri Bani Qomariz Zaman ini melanglang buana, mencari sanad dan keturunan dari Qomariz Zaman yang kala itu telah berpencar. Anak cucuk yang sudah cukup banyak membuat proses pendataan memakan waktu yang tak sebentar.
Sebab, masa leluhur Qomariz Zaman hingga KH. Hasan Saifourridzal, sudah sampai tiga tingkat keturunan. Dapat dibayangkan sulitnya menggali data keturunan tanpa bantuan teknologi kala itu.
Sejak diresmikan itu, pelaksanaan pertemuan Keluarga Besar Bani Qomariz Zaman terus bergulir dari tahun ke tahun yang dikomandoi oleh KH. Hasan Saifourridzal. Bahkan, pada 17 Desember 1986, penyusunan buku silsilah keturunan Bani Qomariz Zaman perdana berhasil diluncurkan.
Hingga saat ini, usia Bani Qomariz Zaman sudah mencapai lebih dari setengah abad. Setiap tahun, pertemuan yang disebut halal bihalal keluarga besar itu dilaksanakan setiap hari kesembilan dari Hari Raya Idul Fitri, atau setiap tanggal 9 Syawal.
Tahun ini, Keluarga Besar Bani Qomariz Zaman akan melaksanakan pertemuan untuk yang ke 55 kalinya. Setiap tahun jumlah keluarga yang hadir dalam pertemuan itu tak surut dari angka 2 ribu orang lebih. Tak heran, sebab, tingkatan keturunan hingga saat ini sudah mencapai tingkat keturunan ke-10.
"Proses pendataan yang kami lakukan sampai saat ini sudah berbuah menjadi buku silsilah keluarga dengan ketebalan 559 halaman," ungkap Ketua keluarga Bani Qomariz Zaman, Gus dr. Muhammad Haris, Jumat, (6/5/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Haris itu berharap, dengan adanya pertemuan ini dapat mengikat tali persaudaraan yang kuat satu sama lain. Sehingga beberapa tahun ke depan para generasi keluarga ini tetap bisa mempertahakan apa yang diwariskan para leluhur.
"Tentu kita semua berharap, semakin banyaknya putra-putri dari putra-putri kita, tak membuat hubungan kekeluargaan ini merenggang. Justru sebaliknya, semakin rekat dan tak lekang oleh waktu," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Nasab Bani Qomariz Zaman, Nun Hassan Ahsan Malik menambahkan, mengumpulkan sanak famili dan mendata seluruh nama-nama keturunan dari leluhur, tak semudah membalikkan telapak tangan. Proses penyusunan buku silsilah itu memakan waktu cukup lama.
Penyusunan dan pembentukan tim pencari nasab, kata pria yang akrab disapa Nun Alex itu, dilakukan pada tahun 2017. Proses itu dapat rampung pada tahun 2021 lalu. Adanya buku ini untuk menyambung ikatan kekeluargaan dari masa ke masa. Hingga saat ini, usia Bani Qomariz Zaman ini sudah mencapai setengah abad lebih, atau sekitar 55 tahun sejak diluncurkan pada tahun 1969. Bahkan jumlah keturunan yang terdata sudah mencapai ribuan nama.
"Tentunya kami berharap, kekeluargaan ini tetap terjaga hingga sampi pada generasi selanjutnya. Menguatkan tali kekeluargaan meski terhalang oleh jarak dan waktu," harap Kepala Biro Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.
Tahun ini, Keluarga Besar Bani Qomariz Zaman akan melaksanakan perkumpulan kembali untuk yang ke 55 kali. Pertemuan itu bertempat di kediaman Lora Syamsul Arifin Abdullah, Pengasuh Pesantren Kanzus Sholawat Al-Wali, Kandang Jati Kulon, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bani Qomariz Zaman Disebut Bani Tertua di Probolinggo, Begini Kisahnya
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |