TIMES JATIM, MADIUN – Ribuan warga Persaudaraan Setia Hati Winongo atau PSHW Tunas Muda memadati area kegiatan Suran Agung yang dipusatkan di Lapangan Winongo, Kota Madiun.
Pesilat PSHW terlihat antusias mengingat kegiatan Suran Agung tidak dapat digelar selama tiga tahun terakhir karena pandemi Covid-19. Sehingga tahun ini menjadi momen perdana berkumpulnya para pesilat dari berbagai pelosok tanah air.
Suran Agung merupakan agenda tahunan yang digelar PSHW menyambut bulan Muharam. Sekaligus memperingati 120 tahun keberadaan Persaudaraan Setia Hati yang merupakan sumber ajaran PSHW. Rangkaian Suran Agung diawali dengan pengesahan ratusan warga baru di Wisma Haji Kota Madiun pada Jumat (28/7/2023) malam.
Suran Agung PSHW Tunas Muda yang dihadiri ribuan pesilat dari berbagai daerah berlangsung lancar dan kondusif. (FOTO: Yupi Apridayani/TIMESIndonesia)
Panggung besar Suran Agung merupakan puncak acara yang dihadiri jajaran Forkopimda Kota dan Kabupaten Madiun. Penampilan 120 pesilat muda menjadi maskot Suran Agung tahun ini. Mereka tampil apik memperagakan jurus khas PSHW dari hasil gemblengan Sanggar Sugeng Santoso dibawah naungan PSHW Tunas Muda.
Tidak hanya digembleng ilmu silat, para pendekar muda itu diharapkan mengamalkan ajaran moral yang diwariskan pendiri Setia Hati Ki Ngabehi Soerjodiwirjo.
"Ajaran edi peni dan adi luhung pendiri Setia Hati harus dipertahankan. Semoga generasi muda Setia Hati lebih meningkatkan darma bakti kepada negara dan bangsa sebagaimana dirintis dan dicontohkan para pinisepuh Setia Hati," tegas R Agus Wiyono Santoso Pengasuh PSHW Winongo Tunas Muda, Minggu (30/7/2023).
Agus mengajak warga PSHW mengedepankan tindakan konstruktif dan menghargai perbedaan. Gemblengan jasmani berupa pencak silat serta gemblengan rohani berupa iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan amar makruf nahi munkar secara konsekuen menjadi pijakan warga PSHW.
"Olah raga dan olah batin digunakan untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup kebahagian dan kesejahteraan di dunia di akhirat," ujar penerus R. Djimat Hendro Soewarno pendiri PSHW Tunas Muda itu.
Keberadaan PSHW sebagai salah satu perguruan silat terbesar di Madiun diharapkan ikut mendukung terciptanya situasi aman dan kondusif di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun. Sesuai dengan slogan Kota Pendekar dan Kampung Pesilat yang dipakai kedua daerah itu.
Selain momen berkumpul warga PSHW dari berbagai daerah, Suran Agung juga menjadi panggung atraksi para pesilat. Peragaan jurus secara kolosal oleh pesilat muda diikuti dengan atraksi pencak silat lainnya. Adu jurus pencak silat atau yang dikenal dengan istilah sambung diperagakan sejumlah warga PSHW senior maupun junior.
Usai mengikuti kegiatan Suran Agung di Lapangan Winongo yang berdekatan dengan padepokan pusat PSHW Tunas Muda, para pesilat kembali ke daerah asal dengan pengawalan dan pengamanan aparat. Petugas juga melakukan pembatasan akses masuk ke Kota Madiun dengan menutup sejumlah ruas jalan untuk menghindari kemacetan dan penumpukan massa. (*)
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Irfan Anshori |