TIMES JATIM, GRESIK – Diduga tak memiliki izin dan mencemari udara, industri peleburan alumunium di Dusun Patoman, Desa Kedunganyar, Kecamatan Wringinanom Gresik bebas beroperasi. 

Aktivitas pembakaran limbah logam itu pun menggangu aktivitas warga sekitar. Hasil pembakaran menimbulkan bau tak sedap. Lokasi yang berada disamping persawahan ini sangat menggangu warga. 

"Kalau pembakaran baunya tidak enak, apalagi ini sekitar pemukiman warga dan sawah," kata salah satu warga yang tak mau disebutkan namanya, Sabtu (9/4/2022).

Dari pantauan, gudang yang dibuat produksi peleburan logam itu dibangun semi permanen. Dindingnya terbuat dari anyaman bilah-bilah bambu. 

Sejumlah pekerja memilah limbah yang dikumpulkan sebelumnya seperti scab besi, kaleng, spare part bekas sepeda motor. Pekerja lain melakukan pembakaran dan peleburan limbah logam. Setelah meleleh, dicetak menjadi alumunium.

Meski bekerja penuh risiko, para pekerja tanpa dibekali pengaman dan alat pelindung diri lengkap. Padahal, seharusnya mereka memakai APD sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

Hasil peleburan logam juga menimbulkan limbah hitam pekat yang disalurkan melalui cerobong udara. Asap yang dihasilkan itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup.

Pemilik produksi, Hari mengklaim legalitas usahanya sudah lengkap. Bahkan, dia menyatakan memakai tenaga kerja lokal untuk menjalankan industrinya.

"Izin saya sudah lengkap, lihat saja. Bisa dicek kok," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Gresik, Suprapto menyatakan setiap industri harus memperhatikan perijinan sesuai aturan yang berlaku.

"Kami akan cek lapangan dan klarifikasi ijinnya. Senin akan kita cek (Perizinannya, red)," imbuhnya menanggapi industri peleburan alumunium di Wringinanom yang bebas beroperasi. (*)