TIMES JATIM, MALANG – Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Salis Yuniardi mengungkap kondisi psikis korban tragedi Stadion Kanjuruhan memiliki gejala yang mengarah pada post-traumatic stress disorder (PTSD) atau stress pascatrauma.
"Klien hampir semua mengarah pada PTSD, stress akibat kejadian traumatis, dimana mereka melihat langsung, mengalami langsung kejadian," ujarnya, Senin (10/10/2022).
Salis Yuniardi yang merupakan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang menjelaskan xiri-ciri yang menonjol dari penderita PTSD, yakni sering dihantui oleh kejadian traumatis tersebut hingga mengganggu pikiran.
"Selain itu gejala lainnya berupa sulit makan, sulit tidur, sedih dan menangis terus. Pikiran tak bisa teralihkan dari kejadian tersebut, dan lainnya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari," ucapnya.
Yalis Yuniardi bersama tim kampus Universitas Muhammadiyah Malang mengatakan hingga saat telah menangani banyak korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Sejauh ini, tim juga bergerak aktif mencari korban yang membutuhkan pendampingan baik itu secara langsung maupun konsultasi psikologi secara online.
Salis Yuniardi, ketua HIMPSI Malang. (foto: Salis Yuniardi)
Selain dari warga, HIMPSI juga mendata para jurnalis yang saat itu berada atau liputan di Stadion Kanjuruhan. Yalis Yuniardi mengatakan banyak jurnalis yang juga mengalami trauma atas peristiwa yang menewaskan 132 orang ini.
"Sejauh ini sudah ada 34 jurnalis terindikasi trauma," kata Salis Yuniardi.
Posko Pengananan
Berdasarkan data HIMPSI, hingga Selasa (11/10/2022) sebanyak 14 penyintas menghubungi melalui online, 3 mendatangi posko dan dilakukan kunjungan home visit ke 66 penyintas.
Untuk penanganan penyintas, HIMPSI berkolaborasi dan membuat posko dengan beberapa tim relawan, sepertk Posko Layanan Psikologi UMM, UIN Maliki Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Merdeka Malang, tim Save The Children, tim Maharesigana, tim MDMC, dan tim LKK-NU.
Dalam kasus penanganan trauma, tim melakukan psychososial support berupa penguatan untuk memberikan dukungan kepada para korban.
Penanganan PTSD
PTSD adalah Post-Traumatic Stress Disorder yang merupakan keadaan seseorang yang alami gangguan mental setelah menyaksikan secara langsung peristiwa traumatis.
Penanganan PTSD diberikan Psychological First Aid berupa konseling untuk bisa memaknai peristiwa dalam sudut berbeda dan fokus masa depan. Salis Yuniardi mengatakan hal ini dilakukan agar tidak korban tidak terus-menerus memikirkan peristiwa yang membuat trauma.
Untuk korban yang menerima gejala yang sama namun tak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, Salis menyarankan untuk self healing. Bisa berupa yoga, meditasi, dan mencoba memunculkan pikiran positif tentang kejadian yang terjadi.
Namun Salis menyarankan jika korban tidak boleh ragu saat merasakan trauma yang mengganggu aktivitasnya untuk menghubungi pertolongan profesional. Karena jika hal tersebut dibiarkan maka besar potensinya mengarah ke depresi atau bahkan bunuh diri.
Menurut Salis, ketegangan dan kerusuhan sangat wajar jika seseorang tak bisa menahan traumanya. Pada situasi ini, melalui pemulihan kita bisa lebih memaafkan dan lebih memahami hal baiknya.
"Beberapa orang memiliki daya tahan mental yang baik. Juga beberapa orang tak bisa menahan trauma tersebut. Jadi trauma ini wajar, jangan merasa 'saya ini kok lemah ya'," kata Salis Yuniardi.
Berbagai akses yang ditawarkan untuk membantu trauma psikis korban tragedi Kanjuruhan sangat mudah. Pertama bisa langsung mendatangi posko dan sudah disiapkan ruang untuk konseling. Kedua bisa menghubungi layanan hotline yang tersedia dan psikolog akan mendatangi penyintas ke rumah. Ketiga yakni online konseling dan akan dilakukan melalui zoom.
Salis Yuniardi berharap para Aremania bisa lebih proaktif, bergandengan tangan dan mengumpulkan penyintas di sekitar mereka dan menginformasikan ke psikolog karena HIMPSI menyediakan wadah untuk pemulihan psikis korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Tidak hanya bersifat individual, HIMPSI juga bisa dihubungi untuk memberikan layanan konseling secara berkelompok. (*)
KONTAK BANTUAN
Seburuk apapun masalah dan kondisi yang dialami oleh para korban dan keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, tindakan emosional, berpikir negatif dan bahkan melakukan tindakan kriminal, bukanlah solusi yang baik. Jika para korban dan keluarga korban mengalami masa sulit, stres, trauma atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Pusat Layanan Psikososial bagi Korban dan Keluarga Korban Terdampak Tragedi Stadion Kanjuruhan dengan menghubungi: (0812 3257 5796). Tim Trauma Healing akan mendampingi Anda.
Layanan Trauma Healing ini menjadi pilihan Anda dan bisa meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan langsung bisa datang ke Posko yang sudah ada dan sudah disiapkan oleh tim yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dan bekerja sama dengan banyak pihak. Atau bisa datang ke kantor TIMES Indonesia di TIMES SQUARE IJEN, Jl Besar Ijen No 90-92 Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, atau bisa klik link website ini: timesindonesia.co.id
Pewarta | : Ratu Bunga Ambar Pratiwi (MG-345) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |