https://jatim.times.co.id/
Berita

Rahasia Kopi Sehat dan Nikmat Versi Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Jumat, 24 Oktober 2025 - 09:41
Meracik Kopi yang Sehat dan Nikmat, Begini Saran Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo, apt. Susilowati Andari. (Foto: Dok Pribadi for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM – Dosen D3 Farmasi Akafarma Sunan Giri Ponorogo, apt. Susilowati Andari, S.Si., M.Kes, menjelaskan bahwa pemahaman tentang proses peracikan dan konsumsi kopi yang benar sangat penting, terutama dari sudut pandang farmasi dan kesehatan.

Bagi dia, kopi bukan sekadar minuman pengusir kantuk. Di tangan para peracik yang teliti, kopi bisa menjadi karya seni yang sarat makna, perpaduan antara cita rasa, aroma, dan manfaat bagi tubuh. Namun di sisi lain, cara menikmati kopi yang kurang tepat juga bisa berdampak pada kesehatan.

“Kopi lebih dari sekadar minuman, tetapi bagian integral dari budaya dan gaya hidup masyarakat global. Dari biji hingga seduhan, setiap langkah dalam proses meracik kopi mempengaruhi cita rasa sekaligus potensi manfaat dan risiko kesehatannya,” ujar Susilowati, Jumat (24/10/2025). 

Menurutnya, kopi mengandung ribuan senyawa kimia aktif. Dua di antaranya paling menonjol adalah kafein stimulan sistem saraf pusat dan asam klorogenat, antioksidan kuat yang bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Kedua senyawa ini bisa memberikan efek positif bila dikonsumsi dalam kadar wajar.

1. Farmakologi dalam Secangkir Kopi

Susilowati menjelaskan bahwa proses meracik kopi pada dasarnya adalah proses ekstraksi zat aktif dari bubuk kopi ke dalam air panas. Karena itu, kualitas bahan baku dan teknik seduh menentukan hasil akhirnya.

“Gunakan biji kopi yang baru dipanggang. Biji yang segar memiliki kandungan aroma alami yang lebih tinggi dan tidak kehilangan antioksidan,” katanya.

Dia menekankan pentingnya penggilingan segar (fresh grind). Ukuran gilingan kopi akan sangat menentukan rasa akhir. Gilingan terlalu halus menyebabkan over-extraction, rasa pahit berlebihan, dan keasaman tinggi yang bisa mengiritasi lambung.

Sebaliknya, gilingan terlalu kasar membuat kopi terasa datar dan kurang beraroma.

Prinsip sederhananya, jelas Susilowati, sesuaikan tingkat kehalusan gilingan dengan metode seduh. Misalnya, espresso atau kopi Turki membutuhkan bubuk halus, sementara French Press memerlukan gilingan kasar.

Tak kalah penting adalah kualitas air. “Air adalah pelarut utama dalam kopi. Gunakan air bersih atau air minum kemasan. Air suling atau air dengan kadar mineral terlalu tinggi bisa mengganggu ekstraksi,” ujarnya.

2. Suhu dan Rasio Seduh yang Tepat

Suhu penyeduhan juga memegang peran besar. Suhu ideal, kata Susilowati, berada di kisaran 90–96 derajat celsius.

“Di bawah 90 derajat, ekstraksi kurang optimal sehingga rasa kopi terasa datar. Tapi jika terlalu panas di atas 96 derajat, senyawa halus kopi bisa rusak dan menghasilkan rasa gosong,” paparnya.

Selain itu, rasio kopi dan air menjadi kunci keseimbangan rasa. Standar umum adalah 1 gram bubuk kopi untuk 15 mililiter air (rasio 1:15). Durasi kontak antara air dan kopi juga berpengaruh; French Press membutuhkan waktu sekitar 4 menit, sedangkan metode pour over cukup 2–4 menit.

“Ekstraksi yang terlalu lama bisa meningkatkan rasa pahit. Jadi waktu seduh juga bagian dari seni meracik,” tambahnya.

3. Cara Konsumsi Kopi yang Sehat

Beralih ke aspek konsumsi, Susilowati menegaskan bahwa cara minum kopi juga menentukan efeknya bagi tubuh. Salah satu kesalahan paling umum adalah menambahkan terlalu banyak gula atau krimer.

“Hindari gula berlebihan. Gula tambahan meningkatkan kalori dan bisa memicu lonjakan kadar glukosa darah,” ujarnya.

Jika ingin rasa manis, gunakan pemanis alami non-kalori seperti stevia, atau cukup tambahkan dalam jumlah minimal. Ia juga menyarankan untuk menghindari krimer bubuk dan susu tinggi lemak yang menambah lemak jenuh. “Susu rendah lemak atau nabati bisa jadi pilihan,” katanya.

Selain itu, waktu minum kopi juga perlu diperhatikan. Idealnya, tidak lebih dari empat cangkir per hari atau sekitar 400 mg kafein untuk orang dewasa sehat.

“Minum kopi sore hari atau setelah pukul dua siang bisa mengganggu kualitas tidur. Kafein butuh waktu lama untuk diproses tubuh,” jelasnya.

Minum kopi saat perut kosong juga sebaiknya dihindari. Kafein dapat merangsang produksi asam lambung yang berisiko memperburuk gejala maag atau GERD. “Lebih baik minum kopi setelah makan atau setidaknya setelah sarapan,” imbuhnya.

4. Tips Mengurangi Efek Samping

Untuk mereka yang sensitif terhadap rasa pahit, Susilowati memiliki trik sederhana.
“Tambahkan sedikit garam ke bubuk kopi sebelum diseduh. Garam bisa membantu menekan rasa pahit tanpa menambah kalori,” ujarnya.

Dia juga menyarankan menggunakan filter kertas saat menyeduh kopi. Filter ini dapat menyaring senyawa diterpene seperti kahweol dan cafestol, dua zat yang bisa meningkatkan kadar kolesterol bila dikonsumsi berlebihan.

“Metode seperti French Press memang menghasilkan rasa kopi lebih pekat, tapi kalau ingin lebih sehat, seduhan dengan filter kertas lebih aman,” tambahnya.

5. Racikan Unik dan Inovatif

Selain teknik dasar, Susilowati memberi beberapa tips agar racikan kopi lebih sehat dan menarik tanpa tambahan gula.

“Tambahkan sedikit kayu manis, kapulaga, atau pala ke dalam bubuk kopi. Rempah ini tidak hanya memperkaya aroma, tapi juga punya manfaat mengatur kadar gula darah,” katanya.

Dia juga mengingatkan agar tidak langsung menyeruput kopi yang masih terlalu panas. Minuman yang sangat panas bisa merusak jaringan mulut dan tenggorokan. “Tunggu beberapa menit sampai suhunya nyaman di lidah,” pesannya.

Kopi sebagai Seni dan Sains

Menurut Susilowati, meracik kopi adalah gabungan antara seni dan ilmu farmasi. Di satu sisi, ada kenikmatan sensorik yang dihasilkan dari aroma dan rasa; di sisi lain, ada pemahaman ilmiah tentang zat aktif dan dampaknya terhadap tubuh.

Sebagai akademisi farmasi, dia menekankan bahwa setiap penikmat kopi sebaiknya memahami dasar ilmiah di balik setiap cangkir yang mereka nikmati.

“Kopi adalah minuman yang bermanfaat bila dikonsumsi dengan bijak. Pemahaman tentang proses ekstraksi dan pengaruhnya terhadap komponen aktif seperti kafein dan antioksidan sangat penting,” tuturnya. 

“Nikmati kopi Anda, tetapi selalu pertimbangkan kualitas dan kesehatan," tutupnya. 

Dengan pemahaman yang tepat seperti dijelaskan oleh apt. Susilowati Andari, S.Si., M.Kes, dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo, ternyata minum segelas kopi bisa menjadi ritual kecil yang menyehatkan tubuh dan menenangkan pikiran. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Bambang H Irwanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.