TIMES JATIM, SURABAYA – Kecelakaan yang merenggut nyawa dua pengemudi ojek online (ojol) di Surabaya dan Gresik dalam waktu berdekatan telah memicu keprihatinan mendalam. Peristiwa nahas ini tak hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, namun juga menjadi 'jeritan hati' yang didengar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur.
Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur dari fraksi PKS, Lilik Hendarwati, mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap keselamatan dan jaminan sosial bagi para pekerja daring.
Tragedi ini menyoroti risiko tinggi yang dihadapi para pengemudi ojol sebagai tulang punggung ekonomi digital. Lilik Hendarwati, Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS, menyebutkan bahwa kejadian tersebut adalah cerminan dari tantangan besar yang dihadapi pekerja informal.
"Ini jeritan hati para ojol. Mereka bekerja keras di jalanan, mempertaruhkan nyawa demi keluarga, dan negara harus hadir memberikan perlindungan," tegas.
Kecelakaan fatal yang menimpa dua ojol tersebut terjadi di dua lokasi berbeda. Satu insiden terjadi di Surabaya, dan satu lagi di Gresik. Meskipun detail spesifik kecelakaan tidak disebutkan, kejadian ini sudah cukup menggambarkan tingginya mobilitas dan potensi bahaya yang mengintai profesi pengemudi ojol. Mereka menghadapi berbagai risiko mulai dari padatnya lalu lintas, jam kerja yang panjang, hingga minimnya fasilitas pendukung keselamatan yang memadai.
Lilik Hendarwati menekankan bahwa pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, perlu memperkuat regulasi dan program yang pro-ojol. Ini termasuk peningkatan infrastruktur jalan yang aman, sosialisasi keselamatan berlalu lintas secara berkala, serta memastikan akses terhadap jaminan sosial dan kesehatan yang komprehensif.
"Jangan sampai karena mengejar target orderan, keselamatan mereka terabaikan. Pemerintah harus aktif mengawasi dan memberikan fasilitas yang menunjang," ujarnya.
Lebih lanjut, legislator ini berharap adanya dialog yang lebih intensif antara pemerintah, aplikator, dan perwakilan komunitas ojol untuk merumuskan solusi jangka panjang. Program yang ada saat ini, seperti BPJS Ketenagakerjaan, harus dipastikan bisa diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh para ojol. Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa pembangunan ekonomi digital harus sejalan dengan perlindungan dan kesejahteraan bagi para pekerjanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ojol Meninggal di Surabaya-Gresik: DPRD Jatim Sebut Jeritan Hati dan Desak Perhatian Pemerintah
Pewarta | : Zisti Shinta Maharrani |
Editor | : Deasy Mayasari |