TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Ramadan 2025 telah tiba. Bulan suci yang penuh berkah ini selalu membawa kebahagiaan bagi umat Islam. Tak hanya lewat doa dan ibadah, Staf Khusus Menteri Sosial RI, Abdul Malik Haramain, menyambutnya dengan cara yang lebih kreatif lewat musik.

Lagu berjudul “Ramadan” yang ia ciptakan dua tahun lalu kembali relevan dalam suasana Ramadan tahun ini. Liriknya sederhana, tetapi sarat makna menggambarkan Ramadan sebagai bulan yang penuh berkah, ampunan, dan kebahagiaan.

Ramadan, Bulan yang Dinanti

Lirik pembuka lagu ini langsung menghadirkan nuansa Ramadan yang dinanti-nanti. “Bulan yang dirindukan kini pun telah datang, setiap jiwa mencinta, menuai pengabdian,” demikian bait pembukanya.

Ramadan memang lebih dari sekadar ibadah puasa. Ini adalah bulan perubahan, refleksi, dan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Tak hanya itu, dalam salah satu baitnya, Malik juga menyinggung keistimewaan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan:

“Ramadhan, marhaban ya Ramadhan. Bulan yang lebih mulia dari seribu bulan.”

Momentum ini mengingatkan umat Islam untuk memperbanyak doa dan ibadah, karena pahala yang dijanjikan begitu besar.

Ramadan dan Makna Spiritual

Bagi Abdul Malik Haramain, Ramadan bukan hanya soal ibadah personal, tetapi juga kepedulian sosial. Dalam liriknya, ia mengajak pendengar untuk menyambut bulan ini dengan hati penuh harapan:

“Kusambut kehadiranmu sebagai perindu, semoga kasih sayangnya berkahi perjumpaanku.”

Ramadan juga menjadi momen untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Engkau penuh berkah, engkau penuh rahmat, engkau penuh maghfirah, duhai Ramadan.”

Tak ketinggalan, pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Probolinggo pada masa kejayaan Hasan Aminuddin itu turut menekankan keutamaan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran.

“Penuh sukacita hati menyambut Ramadhan, bulan mulia. Bulan turunnya Al-Quran.”

Pesan Ramadan dari Abdul Malik Haramain

Saat dihubungi TIMES Indonesia, Abdul Malik Haramain, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Kademangan, Kota Probolinggo, menuturkan, makna Ramadan bisa disimak dalam lagu yang ia rilis pada 22 Maret 2023 lalu.

“Meski lagu itu sudah dua tahun lalu diluncurkan, insyaallah masih tetap enak didengar di suasana Ramadan kali ini,” ujar Malik sambil tersenyum.

Lagu “Ramadan” adalah bentuk refleksi sekaligus ajakan untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momentum perubahan diri. Selain memperbanyak ibadah, Malik menekankan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.

“Ramadan adalah waktu terbaik untuk berbagi, menunjukkan kasih sayang, dan membantu mereka yang membutuhkan,” ucap Malik, Jumat (28/2/2025).

Pesan itu terdengar sederhana, namun maknanya begitu dalam. Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang kepedulian dan keikhlasan dalam berbagi.

Sebagai penutup, lirik “Marhaban ya Ramadhan, marhaban ya Nurus Siyam” dalam https://youtu.be/uhQVtKX403A?si=nQrq3OljhC7eFkMQ mengalun lembut, menyambut datangnya bulan suci dengan penuh sukacita. Sebuah ungkapan selamat datang bagi Ramadana, bulan yang membawa cahaya, keberkahan, dan kesempatan untuk menjadi lebih baik. (*)