TIMES JATIM, BONDOWOSO – Heni Nurhidayah harus meningkatkan produksi kue satru. Sebab pesanan meningkat drastis menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Berlokasi di Desa Maesan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Tampak para karyawan Heni bekerja untuk memenuhi target pesanan.
Menurut Heni selaku pemilik usaha kue satru tersebut, setiap kali memasuki Bulan Ramadan khususnya menjelang Idul Fitri, kue satru yang dia produksi banjir pesanan.
"Kalau ramadan ya produksi banyak. Sementara hari-hari biasa kalau ada pesanan," jelas dia.
Menurutnya, menjelang lebaran 2025 dirinya bisa menghabiskan 40 kilogram tepung dalam sehari. Jumlah tersebut menghasilkan 50 kilogram lebih satru.
Bahkan kemarin 22 Maret, dirinya sudah kehabisan stok kue satru karena banyak pesanan. "Karyawan keluarga saya sendiri," jelas dia.
Sementara harga satru pe kilogram dibanderol dengan harga yang bervariasi. Dimana kue satru yang bentuk kerang per kilogram dijual dengan Rp52.000. Kemudian, yang bentuk bulat harganya Rp50.000.
Menurutnya, resep pembuatan kue satru tersebut sudah turun temurun sejak tahun 1975.
Menurutnya, bahan yang digunakan pembuatan kue satru sama seperti satru pada umumnya. Yakni terdiri dari tepung kacang hijau, gula alami, vanili dan susu.
Namun yang membedakan adalah takarannya. “Itu rahasia resep keluarga," imbuh dia.
Adapun cara pembuatannya kata dia, tak beda jauh dengan produsen yang lain. Yakni menyangrai kacang hijau, kemudian diselep.
Selanjutnya tepung diadon dengan gula, susu, dan vanili. "Baru kemudian dicetak, dan dioven," jelas dia.
Menurutnya, sudah ada tengkulak yang menjual kue satru yang dia produksi ke berbagai daerah.
“Ke Jember, Situbondo, Surabaya, termasuk Bondowoso sekitarnya.Didatangi sendiri sama pelanggan," ungkap dia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jelang Hari Raya Idul Fitri, Pedagang Kue di Bondowoso Banjir Pesanan
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Deasy Mayasari |