https://jatim.times.co.id/
Berita

Kulit Kerang Jadi Alat Tukar, Pasar Segoro Gresik Tawarkan Sensasi Belanja Unik

Minggu, 07 September 2025 - 08:56
Kulit Kerang Jadi Alat Tukar, Pasar Segoro Gresik Tawarkan Sensasi Belanja Unik Siti Aslikah, penjual polo pendem memakai.baju lurik saat melayani pembeli. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, GRESIK – Ada yang berbeda di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Setiap Sabtu Legi, kawasan desa ini mendadak ramai oleh kehadiran Pasar Segoro, pasar tradisional unik yang menggunakan kulit kerang sebagai alat tukar belanja.

Lapangan yang dulunya terbengkalai kini disulap menjadi pasar dadakan dengan latar perahu nelayan. Gemerlap lampu warna-warni menambah suasana semakin meriah. Berbagai spot foto menarik hingga hiasan damar kurung mempercantik area pasar.

Suasana tempo dulu semakin terasa ketika para penjual memakai kostum lurik, baju tradisional yang dipakai masyarakat Jawa zaman dulu. Juga ornamen stand terbuat dari kayu serta atap jerami 

Pasar Segoro hanya buka sebulan sekali, mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB. Sejak sore, ratusan pengunjung berdatangan untuk mencicipi jajanan jadul yang ditawarkan dengan harga ramah di kantong.

Iis Zaiyinah salah satu pengunjung, mengaku baru pertama kali datang ke Pasar Segoro. Ia mengaku terkesan dengan suasana pasar yang ramai dan kuliner tradisional yang ditawarkan.

Siti-Aslikah-penjual-polo-pendem-a.jpg

Sebelum membeli jajanan, ia menukar uang dengan kerang yang ada di stand panitia. Satu kerang bernilai Rp2.000. "Tadi tukar 50 ribu, beli aneka jajanan jadul, enak-enak semua, nggak nyangka ternyata ramai,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025) malam. 

Iis yang datang bersama keluarga ini mencicipi aneka kudapan jadul seperti sego karak, bathil, es dawet, sayur lato, polo pendem, es gudir dan lain sebagainya. "Ini tadi membeli jajanan lawas yang hampir punah, seperti nostalgia," ujarnya.

Para pedagang pun merasakan dampak positif dari pasar unik ini. Siti Aslikah, salah satu pedagang yang berjualan polo pendem. Ia mengaku omzet setiap berjualan di Pasar Segoro meningkat signifikan. 

“Kalau di rumah paling laku biasa saja, tapi kalau di sini bisa naik dua kali lipat. Satu bungkus polo pendem cuma 1 kerang,” ujarnya.

Diinisiasi Ngayom Jagat 

Pasar Segoro diinisiasi komunitas Ngayom Jagat, yang beranggotakan sekitar 70 anak muda Campurejo. Komunitas ini berdiri sejak Juni 2025 dan fokus pada pelestarian seni dan budaya lokal.

Melalui Pasar Segoro, mereka berupaya menghadirkan ruang ekonomi kreatif. Tak disangka, pasar ini mencuri perhatian dan bertransformasi menjadi salah satu wisata budaya di Kota Pudak.

Setiap gelaran, ada sekitar 50 stand yang menjajakan aneka kuliner jadul dengan harga rata-rata 2 kerang atau Rp4.000. Uniknya, semua makanan disajikan tanpa plastik atau kertas, melainkan menggunakan daun pisang sebagai wadah.

"Ini bentuk komitmen komunitas dalam mengurangi sampah plastik," kata penasehat Ngayom Jagat, Muhammad Zaim.

Selain kuliner, pengunjung juga dihibur dengan berbagai pertunjukan seni mulai musikalisasi puisi, teater, karawitan, hingga tabuhan gamelan. Suasana makin semarak saat malam tiba.

Zaim yang juga Sekdes Campurejo inimenuturkan, Pasar Segoro tidak sekadar menjadi ajang belanja, tetapi juga ruang interaksi budaya dan wadah ekspresi anak muda. Omzet pedagang pun bervariasi, mulai Rp500 ribu hingga Rp1 juta setiap kali gelaran.

“Pasar Segoro ini bukan hanya soal jajan, tapi juga ruang berkumpul, berbagi seni, budaya, dan menjaga tradisi lokal. Yang paling unik, pemuda disini akhirnya mempunyai wadah untuk berkreasi," katanya. (*)

Pewarta : Akmalul Azmi
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.