TIMES JATIM, JEMBER –
Pemerintah Kabupaten Jember memulai proyek revitalisasi infrastruktur pertanian secara masif.
Hal ini menandai intervensi pembangunan terbesar dalam 40 tahun terakhir.
Langkah strategis ini diambil sebagai upaya nyata Bupati Jember Muhammad Fawait untuk mengembalikan kejayaan Jember sebagai lumbung pangan nasional.
Langkah ini sekaligus merespons kerusakan infrastruktur yang telah menghambat produktivitas petani selama puluhan tahun.
Dalam keterangannya pada Pro Gus'e yang berlangsung di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Jember, Senin (22/12/2025), Fawait mengungkapkan bahwa kondisi di lapangan menunjukkan angka yang memprihatinkan.
Berdasarkan pengecekan data terbaru, ditemukan bahwa hampir 70 persen infrastruktur pertanian di seluruh wilayah Jember dalam kondisi rusak.
"Kondisi infrastruktur yang tidak memadai ini menjadi penyebab utama menurunnya peringkat luas panen Jember ke posisi 4 atau 5 di Jawa Timur. Ini adalah tanggung jawab besar yang harus kami tuntaskan. Jember memiliki potensi lahan yang sangat luas, namun selama ini tertinggal karena kendala aksesibilitas dan fasilitas penunjang," ujar Fawait.
Program pembangunan tahun anggaran 2025 dan 2026 ini diselaraskan dengan visi ketahanan pangan nasional.
Mengingat kebutuhan anggaran perbaikan jalan dan irigasi mencapai angka Rp1,2 triliun yang melampaui kapasitas APBD Jember, pemerintah daerah proaktif melakukan langkah diplomasi ke tingkat pusat.
Fawait menekankan bahwa pengaktifan rute penerbangan Jember-Jakarta melalui Bandara Jember menjadi kunci strategis.
"Bandara bukan sekadar fasilitas transportasi, melainkan jembatan birokrasi dan investasi. Dengan akses yang cepat, kita bisa mempercepat koordinasi dengan pemerintah pusat guna menarik dukungan anggaran yang lebih besar bagi masyarakat Jember," tambahnya.
Realisasi program tahun 2025 akan difokuskan pada tiga pilar utama.
Pertama, optimalisasi lahan yakni pembangunan dan pembenahan ribuan hektar lahan pertanian secara berkelanjutan.
Kedua, modernisasi pertanian yakni distribusi bantuan bibit unggul, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan) modern, hingga penyediaan kendaraan operasional untuk kelompok tani.
Ketiga, revitalisasi infrastruktur masif yakni perbaikan jalan usaha tani dan sarana pendukung lainnya yang ditargetkan tuntas dalam waktu empat tahun.
Ia menegaskan komitmennya bahwa di masa kepemimpinannya, target "zero" infrastruktur rusak menjadi prioritas utama.
"Target kami jelas, dalam empat tahun ke depan, tidak boleh ada lagi jalan rusak atau infrastruktur pertanian yang tidak optimal. Kami ingin memastikan setiap tetes keringat petani Jember terbayar dengan hasil panen yang maksimal dan akses pasar yang mudah," tegas Fawait. (*)
| Pewarta | : M Abdul Basid |
| Editor | : Dody Bayu Prasetyo |