https://jatim.times.co.id/
Berita

Pemkab Banyuwangi Tingkatkan Pengawasan Antisipasi Mpox Menjelang Indonesia-Africa Forum

Jumat, 30 Agustus 2024 - 18:38
Pemkab Banyuwangi Tingkatkan Pengawasan Antisipasi Mpox Menjelang Indonesia-Africa Forum Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat. (Foto: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, JAKARTA – Menyusul penetapan level Monkeypox (Mpox) sebagai 'darurat global' oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mengintensifkan langkah-langkah pencegahan penyebaran wabah ini. Dengan adanya perhelatan internasional Indonesia-Africa Forum yang akan dilaksanakan di Bali, Pemkab Banyuwangi memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandara.

Hingga saat ini, Banyuwangi belum melaporkan kasus Mpox. Namun, Pemkab Banyuwangi telah mengambil tindakan pencegahan dengan mengeluarkan edaran kewaspadaan untuk rumah sakit dan Puskesmas serta meningkatkan surveilans di pintu masuk seperti Bandara Banyuwangi dan Pelabuhan Ketapang. Langkah-langkah ini termasuk cek suhu tubuh dan pengisian Electronic Health Alert Card (e-hac).

“Sejak 22 Agustus, kami telah meningkatkan surveilans dan memperketat pengawasan di pintu masuk Banyuwangi, seperti di Bandara dan Pelabuhan,” ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, pada Jumat (30/8/2024).

Dinas Kesehatan Banyuwangi juga memperkuat jejaring fasilitas kesehatan untuk mendeteksi dini Mpox dengan melakukan Tes PCR. Ini bertujuan agar kasus dapat ditangani lebih cepat.

"Kami memantau dan melaporkan kasus dengan seksama agar penanganannya lebih efektif," lanjut Amir.

Amir menjelaskan, masyarakat Banyuwangi harus waspada tetapi tidak perlu panik. Varian Mpox yang ditemukan di Indonesia, yaitu clade 2b, cenderung lebih ringan dibandingkan varian di Afrika dengan tingkat kematian 0,01 persen atau tingkat kesembuhan 99 persen.

Sejak 2022, Indonesia telah mencatat 88 kasus Mpox, 74 kasus di 2023, dan 14 kasus di 2024. Di Jawa Timur sendiri, terdapat tiga kasus Mpox.

Mpox, atau cacar monyet, saat ini berpusat di Republik Demokratik Kongo dan dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pengidap, seperti air liur, darah, dan droplet. Gejala Mpox meliputi demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam mirip cacar.

Amir menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menjaga etika batuk, menghindari kontak langsung dengan pengidap, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga kebersihan. Saat ini, belum ada obat khusus untuk Mpox, namun Kemenkes mendapatkan 1000 vaksin dari Denmark yang akan diprioritaskan untuk kelompok berisiko, seperti kontak langsung, Lelaki Seks Lelaki (LSL), petugas kesehatan, dan laboratorium.

“Bali juga akan mendapat prioritas karena adanya agenda Indonesia-Africa Forum,” tutup Amir.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.