https://jatim.times.co.id/
Berita

Mengurai Ruwetnya Peta Potensi Kerawanan Libur Nataru di Pacitan

Kamis, 11 Desember 2025 - 16:02
Mengurai Ruwetnya Peta Potensi Kerawanan Libur Nataru di Pacitan Jalur destinasi wisata di Kabupaten Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Pemerintah Kabupaten Pacitan (Pemkab Pacitan) mulai memetakan ancaman faktual yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat. 

Rapat koordinasi lintas sektoral yang digelar di Gedung Karya Dharma, Kamis (11/12/2025), memperlihatkan sederet kerawanan yang perlu ditangani sebelum puncak liburan tiba.

Rakor yang dipimpin Sekda Pacitan Heru Wiwoho melalui Plt Asisten II itu mempertemukan puluhan instansi mulai TNI–Polri, Dishub, Disparbudpora, BPBD, Satpol PP, hingga relawan komunikasi dan unsur masyarakat. 

Pembahasan berlangsung ketat, mengingat Pacitan berada pada kombinasi ancaman wisatawan melonjak, cuaca ekstrem, dan aktivitas warga yang meningkat tajam.

Kabagops Polres Pacitan, Kompol Sukinto Herman, menegaskan bahwa operasi pengamanan Nataru tidak bisa bersifat normatif. Dibutuhkan pembagian tugas yang tegas dan respons cepat jika terjadi eskalasi di lapangan.

“Pengamanan Nataru adalah merupakan operasi kemanusiaan. Untuk itu kita perlu bersinergi agar kita dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat,” ujarnya.

Sejumlah data yang dipaparkan dalam rakor itu. Jalur wisata Pacitan masih menjadi titik paling rentan. Dari jalur Pacitan–Donorojo, Pacitan–Tulakan, hingga Pacitan–Sudimoro, seluruhnya dicatat BPBD sebagai lintasan dengan risiko longsor tinggi.

wisata-Kabupaten-Pacitan-3.jpgLarangan ritual di Pantai Klayar. (FOTO: Yusuf A/TIMES Indonesia )

Berdasarkan pemantauan terbaru, beberapa titik tebing dilaporkan mengalami pergerakan tanah setelah hujan intens. Kondisi ini membuka peluang tertutupnya akses wisata saat libur puncak jika hujan turun deras.

Kompol Sukinto menegaskan bahwa kewaspadaan harus dinaikkan, mengingat prediksi cuaca tidak menguntungkan. “Agar kita waspada terhadap kerawanan bencana mengingat masih dalam musim penghujan,” katanya.

Curah Hujan Meningkat, Banjir dan Longsor Mengintai

BMKG memproyeksikan peningkatan curah hujan di Pacitan pada pertengahan hingga akhir Desember. 

Kombinasi topografi pegunungan dan tanah karst membuat wilayah ini rawan banjir bandang di beberapa kecamatan seperti Nawangan, Bandar, Tegalombo, Arjosari, dan Tulakan.

BPBD mencatat bahwa bulan Desember tahun-tahun sebelumnya selalu diwarnai insiden tanah longsor dan akses terputus. Skenario terburuk, jalur evakuasi wisatawan bisa ikut terganggu jika longsor terjadi di jalur utama.

Kriminalitas Musiman dan Penipuan Wisata

Selain bencana, Polres juga menyoroti potensi kriminalitas musiman. Pelaku kejahatan biasanya memanfaatkan keramaian wisata untuk melakukan pencopetan, pencurian barang di area parkir, hingga penipuan sewa kendaraan dan penginapan.

Beberapa modus baru yang muncul dalam dua tahun terakhir seperti penyalahgunaan barcode parkir, penipuan rental online, hingga penyedia jasa penginapan fiktif juga masuk radar pengawasan kepolisian.

Pacitan yang dikenal sebagai kota wisata pantai diprediksi bakal dibanjiri pengunjung, terutama dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Lonjakan massa ini berpotensi membuat pengawasan nonformal dari masyarakat tidak lagi optimal.

Gejolak Ekonomi, Harga Bahan Pokok Naik

Dalam rakor itu, tim pengendalian inflasi daerah juga melaporkan adanya indikasi kenaikan harga beberapa bahan pokok seperti beras, cabai, minyak goreng, dan telur. Lonjakan permintaan menjelang liburan acap kali dimanfaatkan spekulan untuk memainkan harga.

Disdagnaker diminta memperketat pengawasan pasar dan meningkatkan koordinasi dengan Bulog untuk mengantisipasi kelangkaan barang.

Operasi Dimulai 15 Desember

Untuk memperkuat pengamanan, Polres Pacitan akan mengoperasikan tiga jenis pos: Pos Pelayanan (Posyan), Pos Pengamanan (Pospam), dan Pos Pemantauan (Pospan). 

Pos-pos tersebut mulai aktif 15 Desember 2025, sementara apel gelar pasukan akan dilaksanakan 19 Desember 2025 di halaman Pendopo Kabupaten Pacitan.

“Untuk menunjang kelancaran operasi, kita akan dirikan baik Pos Pelayanan (Posyan), Pos Pengamanan (Pospam), maupun Pos Pemantauan (Pospan) di beberapa titik,” ujar Kompol Sukinto.

Sejumlah titik prioritas mencakup jalur masuk wisata, simpul kemacetan kota, serta area pantai yang memiliki riwayat kecelakaan laut.

Triple Pressure Jadi Ancaman Tahunan Pacitan

Jika menilik pola beberapa tahun terakhir, Pacitan hampir selalu menghadapi tiga tekanan utama menjelang akhir tahun seperti cuaca ekstrem, lonjakan wisatawan, dan kerawanan kriminalitas musiman.

 Tekanan itu belum termasuk fluktuasi harga bahan pokok yang kerap muncul di pasar-pasar tradisional.

Menilik data BPBD selama lima tahun terakhir, bahwa bulan Desember merupakan periode dengan jumlah kejadian tanah longsor tertinggi. Titik-titik rawan seperti Gemaharjo, Gembong, Dadapan, dan jalur menuju Klayar sering mengalami pergerakan tanah saat intensitas hujan melonjak.

Di lapangan, petugas kerap menghadapi situasi yang sulit diprediksi. Hujan deras yang turun satu jam saja bisa menggeser batuan karst besar di perbukitan, memicu longsor minor yang menutup separuh badan jalan. Dalam situasi libur Nataru, kondisi ini dapat dengan cepat berubah menjadi antrean panjang kendaraan wisata.

'Blind Spot' Pengawasan di Area Wisata

Investigasi lapangan TIMES Indonesia pada musim libur tahun lalu terdapat sejumlah “blind spot” pengawasan di jalur wisata Pacitan. 

Beberapa pos pantau tidak memiliki jarak pandang memadai, terutama pada malam hari dan saat cuaca berkabut.

Sementara itu, area tikungan Goa Tabuhan, jalur menuju Pantai Srau, dan koridor Pantai Banyu Tibo menjadi titik di mana kecelakaan minor kerap terjadi. 

Meski tidak selalu berakibat fatal, insiden kecil ini bisa memicu penumpukan arus kendaraan jika tak ditangani cepat.

Tahun ini, Polres Pacitan berupaya memperbaiki celah pengawasan tersebut melalui penempatan Posyan, Pospam, dan Pospan di titik-titik strategis yang lebih dekat dengan pusat aktivitas wisatawan.

“Untuk menunjang kelancaran operasi, kita akan dirikan baik Pos Pelayanan (Posyan), Pos Pengamanan (Pospam), maupun Pos Pemantauan (Pospan) di beberapa titik,” jelas Kompol Sukinto.

Antisipasi Bus Nyasar di Jalur Alternatif

Bus pariwisata berplat luar daerah kerap nyasar ke Jalur Alternatif Sukodono-Klayar saat musim libur panjang tiba. Ini akibat dari ketidakjelasan penunjuk arah destinasi wisata di sejumlah titik. 

Tak cukup itu, para supir luar kota lagi-lagi hanya mengandalkan google maps tanpa kroscek kapasitas jalur.

wisata-Kabupaten-Pacitan-2.jpgBus salah jalur gegara google maps dan papan usang. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Setidaknya, 10 Bus pariwisata salah masuk jalur sejauh 7 kilo meter. Beruntung di wilayah Desa Klepu, dekat patung macan ada persimpangan untuk putar balik kendaraan. 

Tak ingin hal itu terulang, Kepala Disparbudpora Pacitan, Munirul Ichwan berencana akan mencopot penunjuk arah lama yang masih terpampang di jalur tersebut agar tidak menyesatkan supir bus pariwisata. 

Tapi pihaknya masih akan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak dinas perhubungan supaya lebih etis karena menyangkut sisi kewenangan. 

Jalur yang sejatinya menghubungkan tiga Desa Sukodono, Klepu, Kalak itu sejatinya sudah dipermak mulus empat tahun lalu oleh pemerintah. Namun kapasitasnya hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan sedikit memaksa roda empat. 

Warga pun ikut geram saat jalur itu menjadi pelarian wisatawan yang ingin menghindari kemacetan jalur Klayar via Bomo-Goa Gong. 

Di sisi lain, jalur itu pula dulunya cukup menopang ekonomi lokal warga terutama untuk warung kecil, penjual bensin eceran, hingga makanan. 

Warga pun cukup dilematis setelah jalur wisata andalan itu justru dialihkan total via Kecamatan Punung. Secara jarak tempuh memang mampu memangkas waktu sekitar 1 jam lebih. 

Beruntung, masih ada pemotor dan kendaraan pribadi sehingga roda ekonomi warga tersebut tidak terlalu merana terutama saat musim libur tiba. 

Tren Kejahatan Naik saat Wisata Padat

Sesuai data Satuan Intelkam dan Reserse Polres Pacitan, periode libur panjang terdapat lonjakan kasus pencurian kendaraan bermotor, penipuan sewa penginapan, dan pencopetan naik sekitar 20–30 persen. 

Lonjakan kunjungan wisata khususnya di kawasan pantai tak luput menjadi ruang yang rawan bagi pelaku musiman.

Pada dua tahun terakhir, polisi juga menangani peningkatan laporan penipuan rental mobil dan motor berbasis online. Pelaku memasang iklan palsu, memungut DP tinggi, lalu menghilang.

Meski Polres tidak membeberkan angka rinci dalam rakor, tren kenaikan kasus ini menjadi salah satu alasan dibentuknya pos pemantauan tambahan saat Nataru.

Ancaman Gejolak Ekonomi

Selain keamanan dan bencana, satu ancaman lain yang kerap luput adalah destabilitas harga bahan pokok. Pemerintah daerah mengantisipasi kenaikan harga komoditas seperti beras, cabai, dan minyak goreng. 

Para spekulan biasanya memanfaatkan peningkatan permintaan setelah gaji ASN, THR akhir tahun, dan arus wisatawan yang memperbesar konsumsi pangan lokal.

Tanpa pengawasan ketat, gejolak ini berpotensi memukul kelompok rentan seperti nelayan, pekerja harian, dan pedagang kecil.

Rangkaian kerawanan itu membuat peringatan Kompol Sukinto terasa relevan. Dalam rapat, ia kembali menekankan perlunya kesiapsiagaan menyeluruh.

“Agar kita waspada terhadap kerawanan bencana mengingat masih dalam musim penghujan," tegasnya. 

Dari keseluruhan pemetaan, tantangan utama Pacitan bukan hanya pada banyaknya ancaman, tetapi pada kecepatan dan presisi respons lapangan. Keterlambatan 10–20 menit saja saat longsor atau kecelakaan dapat memicu antrean kendaraan mengular hingga berkilometer.

Inilah alasan rakor lintas sektoral menjadi krusial. Pacitan tidak bisa mengandalkan pola pengamanan lama.

Oleh karena itu, diperlukan pemantauan cuaca berbasis data real-time, pengawasan titik rawan yang tidak hanya mengandalkan personel, penertiban pelaku ekonomi yang menaikkan harga seenaknya, serta kampanye mitigasi bencana bagi wisatawan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.