TIMES JATIM, MALANG – Suara pujian “Lai lai lai… Iso ora iso kudu iso. Gusti sing beresi percaya saja…” mengalun lembut dari sebuah ruang gereja kecil di Lapas Perempuan Kelas IIA Sukun, Kota Malang. Nyanyian yang penuh semangat itu menjadi sumber pengharapan bagi puluhan perempuan yang sedang menjalani masa pembinaan, menghadirkan suasana hangat pada Rabu pagi, 10 Desember 2025.
Ibadah tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-94 Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Untuk pertama kalinya, GKJW merayakan hari jadinya dengan menghadirkan pelayanan kasih secara langsung kepada 40 warga binaan. Ibadah dipimpin Ketua Majelis Agung GKJW, Pendeta Natael Hermawan Prianto, bersama tim pelayanan jemaat. Sejak awal, aura kebersamaan dan penguatan rohani terasa begitu kuat.
Mengusung tema “Menyala GKJWku”, GKJW menempatkan penguatan iman dan pelayanan kasih sebagai fokus utama perayaan tahun ini. Ketika pujian dinaikkan dan firman Tuhan dibacakan, tampak banyak warga binaan yang menahan haru. Pendeta Natael mengangkat renungan dari Yeremia 31:1–6, menegaskan bahwa kasih Tuhan tetap bekerja bahkan dalam situasi yang tampak paling gelap.

“Kami memberikan penguatan, penghiburan, sekaligus optimisme. Jika saat ini mereka merasa terpuruk atau berada di titik terbawah, mereka tetap memiliki harapan,” ujar Pendeta Natael seusai ibadah.
Ia menekankan bahwa pemulihan tetap mungkin, bahkan bagi mereka yang merasa hidupnya telah runtuh. “Kasih-Nya berkelanjutan. Sebagaimana bangsa Israel yang terpuruk dalam pembuangan namun kembali dipulihkan, demikian pula kehidupan seseorang yang saat ini berada di titik terendah. Jangan patah, jangan putus asa, selalu berpengharapan.”
Dalam khotbahnya, Pendeta Natael mengajak warga binaan membuka hati dan percaya bahwa Tuhan tetap bekerja di sepanjang perjalanan hidup mereka. “Hidup kita seperti roda. Ketika di atas, jangan angkuh. Ketika di bawah, tetaplah bersyukur dan kuat menjalani kehidupan,” ujarnya.
Kesaksian yang Menggetarkan Ruang Ibadah
Momen paling mengharukan muncul ketika seorang warga binaan berinisial E memberikan kesaksian. Dengan suara bergetar, ia menceritakan pergumulannya selama menjalani hukuman lima tahun. “Setiap saya ada masalah, emosi saya naik turun. Tapi saya tersadar bahwa Tuhan punya rencana lain untuk hidup saya,” ucapnya.

E menuturkan bahwa masa pembinaan justru membuka perspektif baru dalam hidupnya. Ia merasa lebih bersyukur, terutama karena ia telah mengangkat dua anak yang kini menjadi sumber kekuatannya. Kesaksian itu membuat suasana hening; banyak warga binaan terlihat menyeka air mata.
Menutup pelayanan, GKJW menyampaikan ucapan Selamat Natal 2025 kepada seluruh warga binaan dan petugas lapas. Pesannya sederhana: damai dan kasih Natal harus menjangkau setiap hati, termasuk mereka yang sedang berada dalam masa pemulihan.
Peringatan HUT ke-94 GKJW di Lapas Perempuan Sukun menjadi contoh konkret bagaimana pelayanan kasih mampu menembus sekat ruang pemasyarakatan. Perayaan ini tidak hanya menjadi wujud syukur, tetapi juga menghadirkan ruang pemulihan, penguatan iman, dan harapan baru bagi mereka yang sedang memulai kembali perjalanan hidupnya. (*)
| Pewarta | : Tria Adha |
| Editor | : Imadudin Muhammad |