TIMES JATIM, JEMBER –
Puluhan Kepala Keluarga (KK) di kompleks perumahan Villa Tegal Besar 2 yang dikembangkan oleh PT Sembilan Bintang Lestari di Kabupaten Jember, kembali terdampak banjir.
Warga menilai kejadian tersebut berkaitan dengan pembangunan perumahan yang diduga mengabaikan kondisi tata ruang dan aliran air alami.
Peristiwa ini merupakan banjir berulang, setelah kejadian serupa yang terjadi pada 20 Januari 2021.
Pada banjir terbaru, sekitar 60 KK atau kurang lebih 250 jiwa, termasuk lansia dan balita, terdampak.
Tidak terdapat laporan korban jiwa maupun kehilangan kendaraan, namun warga mengaku mengalami kerugian material serta dampak psikologis.
Ketua RT 5/RW 13, Tri Wahyudi, menyampaikan bahwa bagian belakang perumahan diduga dibangun di area yang sebelumnya merupakan bantaran Sungai Bedadung.
“Dulu tempat ini berupa hamparan terbuka, jalur aliran air, dan tempat warga mencuci. Secara geografis, lokasi ini adalah bantaran sungai, yang seharusnya memiliki jarak sekitar 20 meter dari bibir sungai. Namun kemudian diuruk dan dipasangi pondasi, sehingga jalur sungai menjadi semakin sempit,” ujar Tri Wahyudi, Selasa (16/12/2025).
Ia menambahkan, setelah banjir besar pada 2021, dua blok perumahan yang direncanakan, yakni Blok G dan H, sempat diuruk namun akhirnya rusak dan hilang akibat terjangan air.
Warga menyatakan telah menyampaikan tuntutan kepada pihak pengembang, PT Sembilan Bintang Lestari, yang diketahui dimiliki oleh Lutfi.
Hingga pascakejadian, warga mengaku belum mendapatkan penjelasan langsung dari pihak pengembang di lokasi.
“Kami terpaksa menghubungi pihak pengembang secara mandiri. Ada tiga tuntutan utama dari warga. Pertama, bantuan material dan finansial. Kedua, renovasi tembok di sisi barat serta perbaikan menyeluruh sistem pembuangan air. Ketiga, solusi bagi warga yang terdampak paling parah, termasuk opsi relokasi,” tegasnya.
Warga juga menyoroti sistem drainase perumahan yang dinilai tidak berfungsi optimal.
Saluran pembuangan rumah disebut berhadapan langsung dengan saluran yang lebih besar, sementara pintu keluar air perumahan terlalu sempit.
“Akibatnya, air dari luar justru kembali masuk ke perumahan dan meluap, bahkan keluar dari kamar mandi rumah warga,” katanya.
Warga berharap pemerintah daerah segera merealisasikan rencana pemanggilan pihak pengembang untuk mencari solusi permanen agar banjir serupa tidak terus berulang di kemudian hari.
“Kami berharap janji dari Bupati Jember untuk memanggil pihak pengembang bisa segera direalisasikan, supaya masalah ini tidak terus berulang,” pungkas Tri Wahyudi. (*)
| Pewarta | : M Abdul Basid |
| Editor | : Dody Bayu Prasetyo |