TIMES JATIM, MOJOKERTO – Pemerintah Kota Mojokerto terus memperkuat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai program pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi daerah untuk menekan angka pengangguran sekaligus mencetak tenaga kerja yang mandiri dan berdaya saing.
Senin (27/10/2025), puluhan calon tenaga kerja di Kota Mojokerto mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja Berdasarkan Klaster Kompetensi yang didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Kegiatan tersebut berlangsung di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Mojokerto.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, menyampaikan bahwa pelatihan kali ini merupakan angkatan keempat yang diselenggarakan bersama BLK Mojokerto. Selain melalui BLK, Pemkot juga aktif menggulirkan pelatihan lain lewat Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dan Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra Balongsari.
“Jika dijumlahkan, setiap tahun kami bisa melatih hampir seribu peserta di berbagai sektor. Ini bukti komitmen kami untuk terus meningkatkan kapasitas masyarakat Mojokerto,” ujarnya.
Menurutnya, pelatihan kerja tidak hanya berpengaruh pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga memberikan dampak ganda (multiplier effect) terhadap pembangunan ekonomi daerah. Dengan meningkatnya kompetensi warga, angka pengangguran menurun, UMKM naik kelas, dan kesejahteraan masyarakat ikut terdongkrak.
“Ketika pengangguran berkurang dan pelaku UMKM makin terampil, maka kesejahteraan warga Mojokerto pun ikut meningkat. Dari situlah pertumbuhan ekonomi daerah bisa tumbuh positif,” tegasnya.
Berdasarkan data BPS tahun 2024 yang dirilis pada 2025, tingkat pengangguran terbuka di Kota Mojokerto tercatat 3,76 persen atau sekitar 3.629 orang. Tahun ini, Pemkot menargetkan 400 peserta pelatihan berbasis kompetensi, dengan harapan sebagian besar dapat langsung terserap di dunia kerja atau membuka usaha mandiri.
“Pelatihan seperti ini terbukti efektif menekan angka pengangguran secara bertahap. Banyak alumni yang kini menjadi wirausahawan dan bahkan membuka lapangan kerja baru,” tambahnya.
Lebih lanjut, wali kota mengungkapkan bahwa Pemkot Mojokerto tengah menjalin kerja sama dengan kementerian terkait untuk memperluas program vokasi dan pelatihan tenaga terampil.
Tujuannya, agar pelatihan di Mojokerto tidak hanya menyiapkan tenaga kerja lokal, tetapi juga memberi peluang bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Mojokerto untuk bekerja di luar negeri secara legal dan profesional.
“Kami ingin mencetak tenaga kerja yang bisa bersaing di pasar global. PMI dari Mojokerto harus diakui sebagai tenaga terampil yang dibutuhkan di luar negeri,” ujarnya.
Dengan berjalannya program pelatihan berbasis kompetensi ini, Pemerintah Kota Mojokerto berharap lahir lebih banyak masyarakat produktif dan berdaya saing, yang siap berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. (*)
| Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |