TIMES JATIM, BANYUWANGI – Penutupan total Jalan Nasional Gumitir penghubung dua kabupaten antara Jember dan Banyuwangi karena perbaikan infrastruktur sejak 24 Juli 2025, berdampak pada meningkatnya penumpang di sejumlah kereta api tujuan Bumi Blambangan.
Manajer Hukum Dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro mengatakan, peningkatan jumlah penumpang kereta api tersebut terjadi tak hanya pada Weekend atau hari libur melainkan juga hari aktif atau weekday.
“Jumlah penumpang harian untuk weekday meningkat sekitar 5 persen. Sementara saat weekend, peningkatan lebih tinggi hingga 12 persen,” katanya, Sabtu (9/8/2025).
Adapun sejumlah perjalan kereta api yang mengalami lonjakan penumpang seperti KA Pandanwangi, Probowangi, Wijayakusuma, Logawa, Ijen Ekspres, Mutiara Timur, dan Blambangan Ekspres.
Dari kereta tersebut, perjalanan kereta lokal KA Pandanwangi relasi Jember-Ketapang yang paling banyak mengalami lonjakan penumpang. Hal ini juga membuktikan bahwa peningkata tersebut merupakan efek dari penutupan Jalur Gumitir. Bukan itu saja, sebagai kereta bersubsidi, harga tiket KA Pandanwangi sangat terjangkau dan menjadi idola para penumpang.
"Tentunya ini menjadi alternatif yang sangat terjangkau untuk masyarakat menggunakan transportasi kereta api," ujar Cahyo.
Melihat efek dari penutupan Jalur Gumitir sehingga berimbas pada lonjakan Kereta Api khususnya KA Pandanwangi. Per Senin (11/8/2025), KAI Daop 9 Jember menambah pemberhentian di enam stasiun yang berlangsung hingga 30 September 2025. Yakni stasiun Ledokombo, Sempolan, Garahan, Glenmore, Sumberwadung, dan Argopuro,
Dengan demikian, kereta api lokal tersebut total berhenti di 18 stasiun di dua kabupaten yaitu Jember dan Banyuwangi. Tentu saja ini sebagai kebijakan KAI untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat pasca ditutupnya jalur Gumitir.
"Karena memang transportasi kereta api menjadi alternatif solusi masyarakat untuk mobilisasi ketika jalur darat ini ditutup," ungkap Cahyo.
Dengan kenaikan jumlah penumpang, masih kata Cahyo, membuat okupansi kereta api juga tutur meningkat.
"Jadi biasanya di harian itu okupansinya mungkin 70 persen. Sekarang bisa naik 90 persen hingga hampir penuh," jelasnya.
Selain menjadi titik pemberhentian naik-turun, penumpang juga bisa membeli tiket di loket yang tersedia di enam stasiun tersebut. Pembelian tiket juga bisa dilakukan via aplikasi KAI Access. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |