TIMES JATIM, JOMBANG – Pemkab Jombang dinilai belum menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembangunan daerah. Kritik tersebut datang dari Dewan Pembina sekaligus pendiri Asosiasi Pariwisata Jombang (ASPARJO), Yusron Aminulloh, yang menilai kebijakan Pemkab dalam enam tahun terakhir belum menunjukkan kemajuan berarti.
“Gerakannya setengah hati, tidak ada yang substansial. Mau maju tidak, mundur juga tidak. Ketika banyak daerah meningkatkan PAD dan menggeliatkan ekonomi lewat pariwisata, Jombang belum bergerak ke arah sana,” ujar Yusron, Jumat (31/10/2025).
Menurut CEO PT Saiedah Wonosalam itu, selama tiga periode kepemimpinan bupati Jombang, belum ada gebrakan nyata dalam mengembangkan potensi wisata alam, religi, maupun edukasi. Padahal, Jombang memiliki modal besar, terutama kawasan Wonosalam yang dikenal kaya potensi wisata alam.
Yusron mencontohkan, banyak sekolah dari luar daerah seperti Bojonegoro, Lamongan, Gresik, hingga Surabaya rutin mengadakan kegiatan alam dan pelatihan di Wonosalam. Ironisnya, sekolah-sekolah di Jombang sendiri justru minim melakukan aktivitas serupa.
“Seharusnya Pemkab mempertemukan Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, dan Dinas Perhubungan. Cukup dengan kebijakan sederhana: sekolah-sekolah di Jombang wajib bergiliran melakukan outing class di Wonosalam,” jelasnya.
Ia menilai koordinasi dan kepemimpinan menjadi kunci penggerak. Dinas Pendidikan dapat mendorong sekolah untuk aktif, Dinas Pariwisata menyiapkan destinasi edukasi, sementara Dinas Perhubungan mengoptimalkan bus wisata Damri atau angkutan kota untuk mendukung mobilitas pelajar.
“Kalau 30 ribu siswa TK, SD, dan SMP di Jombang digerakkan, ekonomi di Wonosalam akan hidup. Ini hanya soal perintah dan kontrol,” tegasnya.
Meski begitu, Yusron mengapresiasi langkah Pemkab yang telah memperbaiki akses jalan menuju Wonosalam dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, infrastruktur kini jauh lebih baik dibanding enam tahun lalu saat ia mulai mengembangkan usaha di kawasan tersebut.
Namun, ia menyoroti masih minimnya penerangan jalan di kawasan wisata tersebut. “Kalau malam, Wonosalam gelap. Lampu jalan masih minim,” ujarnya.
Yusron berharap, pemerintah daerah ke depan mampu memimpin langsung koordinasi lintas sektor agar potensi wisata di Wonosalam bisa berkembang seperti kawasan Pacet dan Trawas di Mojokerto yang ramai setiap akhir pekan.
“Saya membayangkan Sabtu-Minggu Wonosalam ramai, kafe penuh, vila terisi, UMKM hidup. Itu bukan hal mustahil kalau bupati mau duduk bareng dinas terkait, penggiat wisata, sekolah, dan pelaku UMKM,” ucapnya. (*)
| Pewarta | : Rohmadi | 
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto | 
 Berita
 Berita 
       
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
               TIMES Jatim
            TIMES Jatim