TIMES JATIM, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto tengah meletakkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dinilai sebagai upaya penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk menyambut masa keemasan Indonesia.

Membangun Sejarah untuk Indonesia Emas 2045

Dalam acara yang digelar di Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Rachmat Pambudy menegaskan bahwa pemerintah sedang menciptakan sejarah baru. “Terus terang saja, kita ini sedang membuat sejarah. Presiden Prabowo mengajak kita membangun sejarah untuk meletakkan dasar-dasar Indonesia Emas 2045,” ujarnya, Sabtu (22/3/2025).

Ia mengutip sebuah pepatah, “Jika ingin membangun institusi yang bertahan beberapa bulan, tanamlah padi. Jika ingin membangun institusi yang bertahan puluhan tahun, tanamlah pohon. Namun, jika ingin membangun institusi yang bertahan ratusan tahun, didiklah manusia.” Menurutnya, program MBG adalah langkah konkret dalam membangun SDM yang berkualitas untuk masa depan Indonesia.

Rachmat menekankan bahwa pemberian makanan bergizi adalah langkah awal yang krusial sebelum mengarahkan dan mendidik anak-anak. “Sebelum kita mendidik anak-anak kita, sebelum menyehatkan anak-anak kita, sebelum kita mengarahkan anak-anak kita untuk jadi apa ini dan itu, berilah makan bergizi yang cukup,” tegasnya.

Ia juga mengutip ungkapan, “Tell me what you eat, and I will tell you who you are”, yang menunjukkan bahwa makanan memengaruhi postur tubuh, kecerdasan, serta kemampuan fisik dan otak. Menurutnya, makanan bergizi tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada kecantikan dan perilaku manusia.

Manfaat Makanan Bergizi pada Kualitas Hidup

Berdasarkan penelitian terbaru yang ia baca, disebutkan makanan mempengaruhi kecantikan dari wajah manusia. Menteri PPN menilai, perubahan penampilan orang Jepang dan kelompok masyarakat tertentu menjadi lebih baik adalah bukti nyata pengaruh makanan.

Riset lain yang dikemukakan seorang Guru Besar di Universitas Indonesia mencatatkan makanan berpengaruh terhadap perilaku manusia. “Jadi, jangan-jangan manusia baik atau buruk ada hubungan dengan manusia dengan makanan yang kita makan,” ungkap dia.

Program MBG: Solusi Atasi Masalah Gizi di Indonesia

Melalui program MBG, pemerintah berkomitmen untuk mengatasi berbagai masalah gizi yang tercatat dalam statistik nasional. Di antaranya adalah 180 juta orang Indonesia yang belum mendapatkan kecukupan gizi, 50 ribu bayi lahir cacat setiap tahun, 1 juta orang terpapar tuberkolosis (TBC), dan 100 ribu orang meninggal akibat TBC setiap tahun.

“Jadi, kalau ada orang mengatakan kenapa musti kasih makan, kenapa tidak kasih pekerjaan saja, tidak akan tercapai untuk mengatasi persoalan (kekurangan gizi) ini (dengan hanya memberikan pekerjaan saja),” jelas Rachmat.

Rachmat menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sedang menciptakan sejarah baru bagi Indonesia. “Setiap presiden punya sejarahnya sendiri, punya catatan sejarah sendiri, dan kita yang sedang bersama-sama kepemimpinan presiden untuk beberapa tahun (ke depan) sedang membuat sejarah baru dan sejarah inilah akan terjadi (pemberian makan bergizi),” ujarnya.

Program MBG tidak hanya sekadar memberikan makanan, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan demikian, Indonesia siap menyambut masa keemasan pada tahun 2045. (*)