TIMES JATIM, MOJOKERTO – Pemerintah Kota Mojokerto kembali menggelar Mojotirto Festival 2025 di Taman Bahari Majapahit (TBM) Jembatan Rejoto, Mergelo, Pulorejo, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Sabtu (22/3/2025).

Festival kelima semenjak diselenggarakan pada 2019 silam ini menjadi salah satu bentuk syukur atas keberlimpahan air di Kota Mojokerto. Agar senantiasa air menjadi anugerah tidak menjadi musibah untuk warga masyarakat Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan bahwa mengapresiasi segenap masyarakat yang turut serta dalam Mojotirto Festival 2025 kali ini. Dimana puncak festival ini adalah umbul dungo dengan harapan sungai akan selalu menjadi anugerah, bukan menjadi musibah untuk warga Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari pada saat menyampaikan pentingnya Mojotirto Festival, Sabtu (22/3/2025) (Dok. TIMES Indonesia)

“Menyadari keberlimpahan air berupa 7 aliran sungai yang mengalir di Kota Mojokerto, maka kita melestarikan budaya leluhur kita dengan Umbul Dungo yang diselenggarakan setiap tanggal 22 Maret setiap tahunnya,” ungkap Ning Ita, sapaannya, Sabtu (22/3/2025).

“Dalam festival ini, Prosesi Larung Tirto Amerto melambangkan keberkahan dan persatuan yang sakral dengan 7 air sumber air bersejarah, pertama sumber air gentong dari Pacet, kedua sumber air macan dari puncak Trawas, ketiga, sumber air kalingking dari Trawas, keempat sumber air jolotundo dari Trawas, kelima panguripan dari Pakis, Trowulan, dan terakhir dari Sumber Pitulungan dari Wonosalam, Jombang,” sambungnya.

Ning Ita menyatakan bahwa sumber-sumber air yang telah diberikan Allah SWT kita syukuri sebagai bentuk keberkahan untuk manusia di muka bumi ini. “Sebagai bentuk persatuan dan kesejahteraan maka Tirto Amerto mencerminkan kekuatan budaya serta spiritual yang menjaga hubungan kita dengan alam semesta dan para leluhur kita,” terangnya.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari pada saat memberikan santunan kepada anak yatim-piatu Kota Mojokerto, Sabtu (22/3/2025) (Dok. TIMES Indonesia)

Ning Ita menyampaikan juga bahwa Mojotirto Festival ini berdampak luas terhadap beberapa sektor diantaranya adalah sektor pariwisata, ekonomi, dan budaya. 

“Mojotirto Festival dapat menjadi event unggulan yang tidak hanya berfokus pada pelestarian budaya tetapi memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kota Mojokerto,” tegasnya.

Ning Ita juga menyampaikan bahwa banyak event di Kota Mojokerto yang memiliki dampak nyata terhadap masyarakat. Diantaranya adalah Mojobatik Festival, Kirab Budaya Mojobangkit, Pesta Rakyat peringatan HUT Kota Mojokerto, serta festival-festival pembangunan lainnya.

“Ini adalah bagian dari upaya Kota Mojokerto untuk mewujudkan Kota Pariwisata berbasis sejarah dan budaya dengan semangat Spirit of Majapahit,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkot Mojokerto mengumpulkan air dari 7 sumber mata air yang telah disebutkan. Seluruhnya disatukan dalam prosesi upacara Tirto Amerto yang diiringi doa bersama 6 agama.

Acara diawali dengan tarian Jogo Tirto, pemberian santunan kepada anak yatim, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan, Doa Bersama lintas agama, penampilan tari Tirto Kusumo, dilanjutkan prosesi Umbul Dungo Tirto Amerto di Sungai Ngotok. 

Turut hadir dalam festival ini, Sekretaris Daerah Jawa Timur, Adhy Karyono. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Evi Afianata Sari, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Jawa Timur, Endah Budi Hariani, Dandim 0815, Letkol Inf. Ruri , Wakil Wali Kota Mojokerto, segenap Forkompinda Kota Mojokerto, dan sejumlah tamu undangan.(*)