https://jatim.times.co.id/
Berita

Keberangkatan 55 Transmigran Jatim Menuju Tiga Provinsi, Mimpi Kecil Memperbaiki Ekonomi

Jumat, 19 Desember 2025 - 09:23
Keberangkatan 55 Transmigran Jatim Menuju Tiga Provinsi, Mimpi Kecil Memperbaiki Ekonomi Transmigran asal Jatim bersiap berangkat pada Selasa (16/12/2025). (FOTO: Dok.Humas Pemprov Jatim)

TIMES JATIM, SURABAYA – Kaca jendela bus menjadi saksi wajah-wajah penuh harapan. Sekitar 55 orang  dari Jawa Timur (Jatim) siap membuka lembar hidup baru sebagai transmigran.

Salah satu peserta transmigrasi asal Kabupaten Bojonegoro, Suhartini (44), mengaku mengikuti program ini demi meningkatkan taraf perekonomian keluarganya.

Ia berharap besar kehidupan keluarganya akan lebih baik setelah menjadi transmigran di Desa Taramanu Tua, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Suhartini menyebutkan, bahwa para transmigran mendapatkan fasilitas berupa rumah, lahan satu hektare untuk diolah, peralatan dan bibit pertanian, serta jaminan hidup selama satu tahun.

Transmigran-asal-Jatim-a.jpg

“Prosesnya mudah dan tanpa biaya. Harapan kami setelah mengikuti program ini, bisa sukses dan membuktikan kepada keluarga bahwa kami mampu,” katanya berbinar.

Pada tahun ini ada tiga daerah tujuan transmigrasi, yakni Lokasi Penempatan SP Taramanu Tua Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, SP Lagading Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan, serta Waleh SP.3 Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.

Keberangkatan transmigran tahun ini terasa istimewa seiring dengan transformasi kebijakan transmigrasi nasional yang digagas Menteri Transmigrasi Republik Indonesia M. Iftitah Sulaiman Suryanagara melalui pendekatan 5T. Yakni Trans Tuntas, Translok (Transmigrasi Lokal), Trans Karya Nusantara (TKN), Trans Patriot, dan Trans Gotong Royong.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, bahwa Jawa Timur menyambut dengan antusias transformasi transmigrasi berbasis 5T yang dinilainya sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini.

Menurutnya, pendekatan tersebut menjadikan transmigrasi tidak sekadar memindahkan penduduk, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan.

“Transformasi ini memberikan harapan baru bahwa transmigrasi tidak hanya soal perpindahan penduduk, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan,” ujarnya. 

Khofifah menjelaskan, Translok atau Transmigrasi Lokal berfungsi memberdayakan masyarakat setempat sebagai tuan rumah pembangunan kawasan transmigrasi.

Sementara Trans Karya Nusantara diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi pendatang di wilayah penempatan.

Adapun Trans Patriot difokuskan pada penguatan sumber daya manusia unggul melalui program beasiswa pendidikan di kawasan transmigrasi, sekaligus menyiapkan pendamping bagi para transmigran.

Sedangkan Trans Gotong Royong menekankan kolaborasi lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam revitalisasi kawasan transmigrasi.

“Transformasi transmigrasi melalui pola 5T ini sangat ideal karena satu sama lain saling melengkapi. Program transmigrasi hingga saat ini masih sangat relevan sebagai salah satu pendekatan strategis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Khofifah menambahkan, program transmigrasi juga berperan penting dalam pemerataan pembangunan nasional. Dari tingkat pusat hingga daerah, transmigrasi menjadi salah satu prioritas dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan.

“Sebagai daerah asal, dengan memindahkan sebagian penduduk ke daerah penempatan, kita turut mereduksi tekanan demografis di Pulau Jawa sekaligus membuka potensi kekuatan ekonomi baru di wilayah tujuan,” jelasnya.

Pada 2025, Provinsi Jawa Timur memperoleh alokasi 16 kepala keluarga dalam skema Trans Karya Nusantara.

Secara keseluruhan, komposisi penempatan transmigrasi didominasi Translok/TPS sebanyak 795 KK, sedangkan TKN/TPA sebanyak 95 KK.

Gubernur Khofifah berharap para transmigran Jawa Timur mampu menjadi motor penggerak pembangunan sekaligus agen perubahan di wilayah penempatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Sigit Priyanto menyampaikan, bahwa transmigrasi masih menjadi salah satu program prioritas strategis pembangunan nasional dan tetap relevan hingga saat ini.

Di Jawa Timur, animo masyarakat terhadap program transmigrasi masih sangat tinggi. Setiap tahun jumlah pendaftar selalu melampaui kuota yang tersedia.

"Masyarakat masih menaruh harapan besar pada transmigrasi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik," ungkapnya. 

Sigit mengungkapkan, bahwa Trans Karya Nusa merupakan pola penciptaan lapangan pekerjaan bagi para pendatang di kawasan transmigrasi. Konsep ini sebelumnya dikenal dengan istilah Transigrasi Penduduk Asal (TPA) dengan diikuti 16 Kepala Keluarga 55 jiwa berasal dari 15 kabupaten/kota.  

Kadisnaker menambahkan, Transformasi Transmigrasi juga menyertakan program pelatihan Komponen Cadangan (Komcad). Jatim mengikutkan tiga kepala keluarga untuk mengikuti pelatihan Komcad di Bandung selama dua bulan.  

"Pelatihan Komcad dari unsur Transmigran dibentuk Kementrian Transmigrasi untuk memperkuat pertahanan dan pembangunan SDM kawasan transmigrasi," jelasnya. 

"Komcad ini bertujuan menyiapkan SDM untuk tugas tanggap darurat. Para Transmigran yang mengikuti Komcad akan diberi pangkat setara TNI bedasarkan tingkat pendidikan yaitu Tamtama, Bintara dan Perwira," imbuhnya. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.