TIMES JATIM, JOMBANG – Di tengah hiruk-pikuk dunia modern, muncul sosok Mochammad Zikni Amiruddin, seorang santri asal Jombang yang telah berhasil mengukir berbagai prestasi gemilang. 

Berbekal ketekunan dan semangat yang tinggi, Zikni menjadi contoh nyata bagaimana santri juga mampu bersaing di era global. Sosok yang akrab dipanggil Zikni ini bukan hanya dikenal di lingkungan pesantren, namun juga di kancah nasional dan internasional.

Sebagai Duta Santri Nasional, Zikni berhasil membuktikan bahwa peran santri tak hanya terbatas di ranah pendidikan agama, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat. 

“Saya selalu percaya bahwa santri memiliki potensi besar, terutama di era sekarang, untuk menjadi pemimpin dan berkontribusi dalam berbagai bidang. Kita tidak boleh hanya berhenti di pesantren, tetapi juga harus menjangkau dunia luar dengan nilai-nilai yang kita pegang,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (22/10/2024).

Mochammad Zikni Amiruddin saat bertemu dengan Joko Widodo Presiden RI ke-7 pada harlah 101 NU di UNU Yogyakarta. (FOTO: Dok. Zikni for TIMES Indonesia)

Zikni, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, memulai perjalanan karier organisasinya melalui Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Di organisasi ini, ia aktif membangun karakter kepemimpinan di kalangan santri. Menurut Zikni, santri harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak santri di masa depan. 

“Santri di era zillenial ini harus bisa tampil menjadi pemimpin, baik di lingkungannya maupun di ranah yang lebih luas. Melalui organisasi, kita bisa mengasah itu,” tambahnya.

Tidak hanya aktif di IPNU, Zikni juga dipercaya menjadi Duta GenRe (Generasi Berencana) yang memiliki fokus dalam edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan dini. Melalui berbagai kegiatan seperti seminar dan workshop, Zikni turut menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik generasi muda. 

"Saya ingin teman-teman seusia saya memahami betul pentingnya mempersiapkan masa depan, terutama dalam hal kesehatan reproduksi. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," kata Zikni dengan penuh semangat.

Zikni juga membawa nama harum Jombang dan Indonesia di level internasional. Ia terpilih mengikuti program pertukaran pelajar di University of Malaya, Malaysia, dan National University of Singapore. Di sana, ia belajar tentang perbedaan budaya dan sistem pendidikan yang memperkaya wawasannya. 

"Pengalaman di Malaysia dan Singapura sangat membuka pandangan saya. Saya belajar bahwa menjaga identitas sebagai santri sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman itu sangat penting," ujar Zikni yang juga berhasil menjadi Best Delegate dalam salah satu program pertukaran tersebut.

Di balik semua prestasi akademis dan sosialnya, Zikni tetap teguh memegang prinsip hidup yang diajarkan dalam Kitab al-Hikam karya Ibnu Athaillah As-Sakandari. Ia percaya bahwa seorang pemuda harus memiliki cita-cita setinggi bintang tsuroyya, bintang tertinggi di antara bintang lainnya. 

Mochammad Zikni Amiruddin saat memberikan sambutan pada suatu acara. (FOTO: Dok. Zikni for TIMES Indonesia)

"Kita harus punya impian yang besar, tapi tetap tidak boleh melupakan jati diri sebagai santri. Mengaji dan menjaga hubungan dengan para kiai dan bu nyai itu penting agar tidak kehilangan arah," tegas Zikni, yang masih aktif mengikuti berbagai pengajian dan sowan kepada para ulama.

Dengan berbagai prestasi, seperti menjadi Runner Up Duta Santri Nasional, penerima Anugerah Santri Inspiratif, Juara 2 Lomba Dai Da'iyah 1 Abad NU, hingga Best Delegate di program pertukaran pelajar internasional, Zikni tetap rendah hati. Ia terus mengajak santri lainnya untuk ikut berprestasi tanpa melupakan akar tradisi pesantren. 

"Saya berharap bisa menginspirasi teman-teman santri lainnya. Kita bisa berprestasi di berbagai bidang tanpa harus meninggalkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi fondasi hidup kita," pungkasnya. (d)