TIMES JATIM, SURABAYA – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi di Jatim terus ditangani secara maksimal. Penanganan PMK di Jatim dimulai pada November 2024 dengan droping obat-obatan antibiotik, antipyretik, analgesik dan vitamin kepada seluruh Kab/kota untuk pengobatan ternak.
Bulan Desember 2024 minggu ke-4, Jatim mendapatkan vaksin PMK produksi Pusvetma sebanyak 12.500 dosis, dan sudah dibagi ke kab/Kota dan sudah selesai divaksinkan kepada ternak. Pada 15 Januari 2025 Jatim mendapatkan vaksin 165.000 dosis produk Pusvetma dan sudah didistribusikan kepada Kab/Kota untuk vaksinasi ternak sehat, target selesai akhir Januari 2025.
Tidak hanya itu, Jatim juga terus memaksimalkan penyemprotan disinfektan dan lalu lintas ternak bersama BPBD Provinsi Jatim dan Kab/Kota untuk mengurangi penularan di pasar hewan. Jumlah Pasar Hewan 185 unit, saat ini sudah melakukan penutupan sebanyak 10 Unit Pasar Hewan (Kab.Tulungagung, Lamongan, Kediri, Situbondo, Ponorogo, Pacitan) melalui SK Bupati.
Sementara pasar yang masih beroperasi menerapkan pemeriksaan kepada ternak yang dijual dan akan dilalulintaskan dengan pernyataan surat keterangan sehat dari Dokter hewan berwenang, dan sudah dilakukan vaksinasi minimal satu kali pada ternak dan penyemprotan disinfektan secara berkala di pasar hewan.
Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas upaya penanganan PMK di Jatim. Baik pemerintah, tenaga kesehatan hewan (dokter hewan), peternak, dll atas kerja kerasnya memaksimalkan upaya penanganan.
Langkah-langkah baik pencegahan maupun penanganan PMK seperti vaksinasi massal, pengawasan distribusi hewan ternak, dan karantina di daerah terdampak, dinilai Khofifah sangat penting apalagi menjelang Bulan Suci Ramadhan.
"Kurang lebih 1,5 bulan lagi kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan. Kami mohon pencegahan maupun penanganan penyakit PMK ini terus dimaksimalkan. InsyaAllah stok hewan ternak jelang Ramadhan di Jatim aman dan mampu menjadi penyangga kebutuhan daerah lain," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu (18/1/2025).
Menurutnya, berbagai upaya tersebut juga penting dilakukan karena Jatim sebagai salah satu lumbung pangan atau sentra peternakan utama di Indonesia. Jatim juga memiliki peran strategis dalam menyediakan pasokan daging nasional, sehingga penanganan wabah ini menjadi prioritas utama.
Tidak hanya itu, peningkatan kerja sama antara pemerintah, peternak, dan komunitas lokal sangat penting untuk mempercepat cakupan vaksinasi. Termasuk langkah-langkah pendukung seperti pengawasan lalu lintas hewan ternak, dan edukasi peternak juga terus dilakukan.
"Dengan langkah-langkah yang optimal, diharapkan wabah PMK dapat terkendali, sehingga keberlanjutan produksi ternak dan kebutuhan pangan masyarakat, terutama menjelang Ramadan, dapat terjamin," terangnya.
Sebagai informasi, total sapi potong dan sapi perah di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor (data sensus pertanian BPS RI 2023). Adapun yang terlaporkan terserang PMK periode 1 Desember 2024 s/d 17 Januari 2025 sebanyak 15.858 ekor (0.4 % dari total populasi sapi jatim)
Setelah dilakulan pengobatan dari total yang sakit telah sembuh 4.447 ekor (28%) sedangkan 10.239 ekor masih sakit dan dalam proses penyembuhan (65%), selanjutnya terdapat 829 ekor mati (5,2%) dan tetdapat 343 ekor potong bersyarat (2,2%). (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Faizal R Arief |