TIMES JATIM, SURABAYA – Kampung Melayu ternyata bukan hanya ada di Jakarta. Surabaya ternyata juga terdapat kampung Melayu saat Zaman Belanda. Hal tersebut diungkapkan pegiat sejarah dan budaya, Muhammad Khatib.
Khatib mendapatkan beberapa referesnsi dari beberapa sumber salah satunya yakni peta Schertkaart Sourabaja yang dibuat oleh kolonial belanda pada abad ke-19. Khotib pun menunjukkan dimana letak perkampungan Melayu.
"Di peta itu sudah ada namanya Kampung Cina, ada kampung Melayu, jadi kampung melayu sudah ada sejak abad 19," ungkap Khatib.
Pada peta yang ditunjukkan oleh Khatib, terlihat bahwa perkampungan Melayu berada samping sungai Surabaya di area sekitar jembatan merah. Dalam legenda peta tertulis perkampungan Melayu dengan tanda L. Disamping perkampungan Melayu terdapat perkampungan Tionghoa dengan tanda M.
Suasana Jembatan Merah Surabaya Tempo dulu. (Foto: Wikipedia.org)
Kata Khatib, saat itu, pemerintah kolonial membuat sebuah peraturan bisa dibilang adalah sebuah peraturan daerah yang membuat kamp-kamp konsentrasi untuk kelompok etnik keturunan asing.
"Siapa itu, Cina, orang melayu, dan orang Arab. Jadi kamp itu bukan kampung tapi konsentrasi tapi secara teretori tidak jalan," ungkapnya.
Dalam buku kota di Jawa Tempo Doeloe karya Oliver Johanes Raap mengatakan bahwa posisi kampung melayu agak bergeser dan menyusut dengan berjalannya waktu sampai sifatnya hampir hilang sekarang karena di makan pecinan dari sebelah selatan dan kampung arab dari sebelah utara. Tinggal beberapa Toponimi saja.
Analisis tentang jejak Kampung Melayu di Surabaya itu telah ia tulis dalam sebuah buku berjudul Napak Tilas Kolonial Etnik Jaman Kolonial Kampung Melayu Surabaya. (*)
Pewarta | : Khusnul Hasana (MG-242) |
Editor | : Irfan Anshori |