TIMES JATIM, GRESIK – Indonesia merupakan negara dengan beribu pulau yang menghampar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyaknya keindahan yang masih asri di setiap pulaunya dan belum banyak orang yang tahu. Salah satunya yaitu Pulau Bawean yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bisa dikatakan pulau tersebut adalah surga tersembunyi di Gresik, karena alamnya yang indah dan belum banyak dikunjungi wisatawan.
Terletak di utara Pulau Jawa Timur sejauh 120 km dari pusat kabupaten, pulau seluas 200 km persegi tersebut bisa ditempuh selama sekitar tiga jam dengan kapal cepat Express Bahari. Dengan dua kecamatan yaitu Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak dan total 30 desa tersebar di seluruh pulau, ada 9 pulau lagi yang tersebar di kedua kecamatan tersebut. Di dalamnya ada belasan wisata alam yang cocok untuk menyegarkan pikiran dari penat dan padatnya kota.
Menurut legenda, pada tahun 1350 pelaut dari Kerajaan Majapahit terjebak badai di Laut Jawa hingga terdampar di suatu pulau karena kerasnya ombak. Karena mereka terdampar tepat pada saat matahari terbit, maka pulau tempat mereka terdampar itu diberi nama Pulau Bawean, yang menurut bahasa Sansekerta berarti “sinar matahari”. Pada abad-18 pasukan VOC mulai menguasai pulau ini, dan Pemerintah Belanda dan Eropa menyebutnya Lubeck, Baavian, Bovian, atau Lobok.
Disini terdapat Penangkaran Rusa Bawean atau Axis Kuhlii yang terancam punah, tepatnya di kawasan hutan lindung Desa Pudakit, Kecamatan Sangkapura, dengan waktu tempuh sekitar 50 menit dari Pelabuhan Bawean. Memang butuh waktu sedikit lebih lama dikarenakan jalannya yang berliku serta sempit, tetapi semua terbayar begitu sampai di lokasi dan bertemu dengan hewan lucu tersebut. Maskot Asian Games 2018 itu merupakan satwa endemik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, terlebih Rusa Bawean sangat berhati-hati dengan kehadiran manusia, jadi wisatawan yang datang tidak boleh sembarangan memberi makan.
Selain itu ada juga Danau Kastoba yang terletak di tengah-tengah pulau, tepatnya di Desa Paroman, Kecamatan Tambak. Untuk menuju ke lokasi memang perlu tenaga, karena letaknya di atas bukit dan menempuh perjalanan sekitar 1 jam lebih dari Pelabuhan Bawean, setelah itu harus berjalan kaki sekitar 30 menit. Tetapi wisatawan yang datang tidak akan merasa bosan atau cepat lelah karena sepanjang jalan dipenuhi oleh rimbunan pohon raksasa, dan juga aneka spesies serangga yang jenisnya tidak sama dengan daerah lain, setelah itu semua lelah terbayarkan dengan panorama indah di sekitar danau.
Puas dengan panorama Danau Kastoba, ada juga Pantai Selayar di wilayah Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura. Di pantai ini wisatawan bisa berjalan kaki menyebrang ke Pulau Noko Selayar ketika air laut sedang surut. Berjarak sekitar 20 menit dari Pelabuhan Bawean, wisatawan disuguhkan pemandangan yang indah setelah perjalanan yang berkelok dan juga naik-turun, tidak heran pantai ini mendapatkan nominasi sebagai Wisata Alam Terbaik di ajang Anugerah Wisata Gresik 2021. Selain berfoto dan menyebrang ke Pulau Selayar, wisatawan juga bisa menyewa kano hanya dengan Rp. 15.000,- per 30 menitnya.
Selain wisata alam, ada juga wisata religi yang bisa kalian kunjungi, seperti Makam Jujuk Campa atau penduduk setempat biasa menyebutnya “Makam Mbah Putri”. Berlokasi di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, tempat ini bisa ditempuh hanya sekitar 20 menit dari Pelabuhan Bawean. Walaupun hanya berupa makam tunggal dengan bangunan, makam tersebut menceritakan tentang rombongan yang berasal dari Negeri Campa dan sedang melakukan perjalanan ke Jawa. Ditengah perjalanannya, Puteri Campa yang ikut dalam rombongan sakit dan meninggal dunia, sehingga dikuburlah di Desa Kumalasa. Pemimpin rombongan tidak ingin meneruskan perjalanan dan memilih untuk menghabiskan usianya di Pulau Bawean.
Ada juga Makam Syeh Maulana Umar Mas’ud atau Pangeran Perigi yang terletak di belakang Masjid Jami’ Sangkapura, Kecamatan Sangkapura. Syeh Maulana Umar Mas’ud atau Pangeran Perigi merupakan cucu dari Sunan Drajad dan tokoh ulama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Bawean. Awalnya Maulana Umar Mas’ud datang sekembalinya dari Pulau Madura, dan melakukan pendekatan dengan penduduk. Dikarenakan keramahan hati, banyak penduduk yang mempercayai bahkan bersimpati padanya. Selain itu beliau juga memerintah dari tahun 1601 M hingga 1630 M, dan juga bertindak sebagai mubaligh yang mengajarkan agama Islam di Tanah Bawean.
Masih banyak destinasi menarik di Pulau Bawean ini. Jika kalian ingin mengunjungi, waktu terbaik adalah ketika sedang libur panjang. Selain itu siapkan fisik kalian dan usahakan tubuh dalam kondisi sehat, dikarenakan akan ada banyak destinasi yang menarik di dalamnya. Jangan lupa untuk membawa perlengkapan pribadi, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar ya!
Pewarta | : Esa Agustin (MG-398) |
Editor | : Irfan Anshori |