https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UB Ajak Warga Kota Batu Bikin Petfood dari Maggot

Kamis, 18 Juli 2024 - 21:08
Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UB Ajak Warga Kota Batu Bikin Petfood dari Maggot Pelatihan pembuatan Petfood untuk warga Temas Kota Batu dari tim mahasiswa UB dalam PKM PM. (FOTO: Istimewa)

TIMES JATIM, MALANG – Ada sebuah inovasi pemanfaatan limbah sampah yang ditawarkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya untuk warga Kelurahan Temas Kota Batu. Yakni dengan membuat sebuah petfood atau makanan hewan dari Maggot.

Inovasi ini muncul setelah para mahasiswa UB yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang diberi nama Temas Project ini mengetahui bahwa warga disana pernah melakukan metode composting menggunakan media biokonversi berupa maggot BSF (Black Soldier Fly) pada Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) di desa mereka, agar pengeloalaan sampah bisa punya nilai lebih.

Namun, kini usaha itu telah mereka tinggalkan, karena menurut mereka budi daya maggot itu kurang menguntungkan. Pemeliharaannya butuh waktu panjang dan perputaran uangnya lambat, atau hanya Rp5.000 per kg.

Menanggapi permasalahan tersebut, tim mahasiswa UB lintas Fakultas mengembangkan ide inovatif yang tidak hanya menangani penyelesaian sampah namun juga meningkatkan aktivitas ekonomi di kota batu. Inisiatif ini berfokus pada pemanfaatan maggot menjadi petfood agar dapat meningkatkan nilai jual maggot dan menambah pemasukan dari TPS3R Temas.

Tim PKM-PM Temas Project ini diketuai oleh Diva Zhafira Indirawardhana (FEB) dengan anggota Yogi Aditya Nainggolan (FKH), Revita Putri Amalia (FEB), Fidyah Dwi Cahya (FMIPA) dan Nazhifa Jacinda Maheswari Abidin (FMIPA) dibawah bimbingan Farah Wulandari Pangestuty, S.E., M.E., Ph.D dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dalam PKM PM ini, mereka menyelenggarakan pelatihan pengolahan maggot menjadi petfood dan juga pelatihan cara branding produk serta menjualnya melalui media digital. Program ini didanai oleh Kemendikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024.

Ketua tim, Diva Zhafira menjelaskan, menurut penelitian, kandungan protein dan lemak dari maggot BSF memiliki manfaat kesehatan bagi pencernaan, anti bakteri dan meningkatkan metabolisme. Selain itu jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, kebutuhan petfood dalam negeri mencapai 60% produk impor. "Hal ini menyebabkan capital outflow dan kurangnya penyerapan tenaga kerja berpotensi dapat diredam dengan adanya produk ini," ucapnya.

Sehingga produksi petfood lokal masih mempunyai pasar yang cukup luas, dan mampu menekan angka impor di Indonesia. Diva menambahkan, timnya yang terdiri atas mahasiswa dari berbagai bidang membuat PKM ini menjadi lebih luas manfaatnya.

"Bersyukur banget memiliki anggota tim yang multi-disipliner sehingga kami mampu berkolaborasi dengan baik sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota,” ujar Diva selaku ketua tim.Pada pelatihan pertama, karyawan di TPS3R diajarkan proses pembuatan petfood yang dimulai dengan mengeringkan maggot basah dan mencampurkannya dengan bahan-bahan lain sebagai sumber karbohidrat, serat dan vitamin. Adonan yang telah tercampur rata dan kalis dibentuk pellet dan dikeringkan.

“karyawan disini antusias dengan adanya pelatihan ini yang dibuktikan dengan beberapa yang hadir melakukan tanya jawab dengan kami bahkan ada yang

langsung ingin mencoba membantu menggiling adonan,” kata anggota tim, Yogi.

Setelah pelatihan ini, mereka berkomitmen untuk bisa terus membantu warga Temas Kota Batu untuk bisa melakukan pemasaran terhadap produk yang akan mereka ciptakan nanti.

"Kami akan segera kembali dengan kegiatan pelatihan branding dan digital marketing yang tak kalah penting," kata Revita, anggota tim yang lain.

Dengan adanya program ini, diharapkan warga dapat secara mandiri melangsungkan kegiatan pengolahan sampah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi TPS3R Temas. Dengan berhasilnya program ini, metode ini diharapkan  dapat direplikasi di TPS3R lain di Kota Batu, sehingga sampah yang awalnya merupakan suatu permasalahan dapat menjadi berkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai informasi, masalah sampah menjadi persoalan yang urgent bagi warga Kota Batu, terutama setelah ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung pada akhir tahun lalu. Penutupan TPA ini mewajibkan warga untuk mengolah sampah secara swadaya di tingkat kelurahan. Namun tanpa adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan minimnya inovasi, membuat hasil pengolahan sampah tidak maksimal.

Temas merupakan salah satu kelurahan yang telah memiliki Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS3R), terdapat setidaknya 1.700 Kepala Keluarga (KK) menyetorkan sampahnya di tempat ini. Sampah yang diambil oleh petugas kemudian disortir berdasarkan jenisnya yaitu organik, botol PET, kaca dan kertas. Sampah organik merupakan jenis timbulan sampah yang paling banyak, mencapai 280 Kg sampah setiap harinya. (d)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.