TIMES JATIM, PACITAN – SMAN 1 Nawangan Pacitan mengadopsi sistem absensi sidik jari (fingerprint) untuk meningkatkan disiplin dan mengurangi keterlambatan siswa. 

Teknologi ini memungkinkan pencatatan kehadiran secara otomatis, akurat, dan transparan, sehingga memudahkan pemantauan oleh guru.

Kepala SMA Negeri 1 Nawangan, Nanang Adang Kusdinar, menyebut sistem ini membawa perubahan positif.

 “Siswa lebih disiplin dan bertanggung jawab. Proses absensi juga lebih efisien. Kami berharap inovasi ini menjadi contoh bagi sekolah lain,” ujarnya, Senin (10/3/2025). 

Sementara itu, guru Bahasa Indonesia, Dwi Hayati, langsung merasakan manfaat sistem absensi fingerprint.

“Saya bisa memantau kehadiran siswa dengan lebih mudah. Ini sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.

Bagi siswa, sistem ini juga mendorong kedisiplinan. Siswa kelas XII, Yudha Cahya Pratama mengaku lebih termotivasi untuk hadir tepat waktu.

 “Fingerprint membuat saya lebih bertanggung jawab. Selain itu, saya tak perlu khawatir kehilangan kartu absensi,” tuturnya. 

Setelah dievaluasi, inovasi fingerprint tersebut berdampak positif. Rata-rata kehadiran siswa naik dari 90 persen menjadi 98 persen dalam tiga bulan pertama. Keterlambatan pun berkurang signifikan.

Untuk memastikan efektivitasnya, sekolah mengambil langkah-langkah strategis, seperti pemasangan perangkat fingerprint di lokasi strategis, pelatihan siswa dalam penggunaan sistem, pemantauan dan evaluasi berkala untuk mengukur efektivitasnya, juga integrasi dengan sistem informasi sekolah, sehingga orang tua dapat memantau kehadiran anak secara daring.

Ke depan, sekolah berencana mengembangkan fitur baru, seperti integrasi dengan pembelajaran digital dan notifikasi otomatis untuk orang tua.

Melalui inovasi tersebut, SMAN 1 Nawangan Pacitan akan terus berkomitmen membangun budaya disiplin dan meningkatkan kualitas pendidikan. (*)