TIMES JATIM – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, menyebut keberadaan Sekolah Rakyat di Banyuwangi menjadi wadah yang mampu mengangkat suara keluarga-keluarga terpinggirkan yang selama ini sulit mengakses pendidikan. Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 46 di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Muncar, Banyuwangi, Jumat (3/10/2025).
Dalam kunjungannya, Mensos didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, serta jajaran dinas terkait, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, Kepala Dinas Sosial, Henik Setyorini, dan Kepala Sekolah SRT 46. Di lokasi tersebut, rombongan Mensos disambut meriah oleh siswa beserta wali murid SRT 46.
Mensos Gus Ipul hadir didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, serta jajaran kepala dinas terkait, termasuk Kepala Dinas Pendidikan Suratno, Kepala Dinas Sosial Henik Setyorini, dan Kepala Sekolah Sekolah Rakyat Terintegrasi 2 Banyuwangi.
Menurut menteri yang kondang disapa Gus Ipul itu, Sekolah Rakyat hadir sebagai jawaban bagi anak-anak yang selama ini sulit mengakses pendidikan karena faktor ekonomi maupun sosial. Banyak di antaranya merupakan anak-anak putus sekolah atau berisiko putus sekolah.
Gus Ipul berbincang dengan salah satu siswa SRT 46 Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
"Di Sekolah Rakyat ini kita bertemu dengan keluarga-keluarga yang selama ini mungkin suaranya tidak terdengar. Mereka tidak bisa menyekolahkan anaknya karena keterbatasan ekonomi. Dengan adanya program ini, mereka mendapat kesempatan kembali untuk belajar," kata Gus Ipul, Jumat (3/10/2025).
Gus Ipul mengungkapkan, secara nasional masih terdapat jutaan anak usia sekolah yang tidak bersekolah, belum bersekolah, atau berpotensi putus sekolah. Bahkan, hampir satu juta lulusan SMP tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Kondisi inilah yang coba dijawab melalui program Sekolah Rakyat.
Mensos juga menyoroti dinamika awal proses pembelajaran yang tengah berlangsung di berbagai titik, termasuk di Banyuwangi. Meski SRT 46 baru berjalan beberapa hari, ia optimistis anak-anak akan mampu saling beradaptasi dengan dukungan guru, wali asrama, dan tenaga pendamping.
"Di Sekolah Rakyat, ada anak-anak yang sudah terlambat dua tahun, ada yang terlambat satu tahun. Ada yang pinter sekali, tapi ada yang belum bisa membaca. Semua ini adalah anak-anak istimewa yang harus dididik oleh guru-guru Sekolah Rakyat," ujarnya.
Diketahui, SRT 46 Muncar, menampung sebanyak 73 siswa, dengan rincian 50 siswa tingkat SD dan 23 siswa tingkat SMA. Sekolah gagasan Presiden Prabowo ini, baru diresmikan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada Selasa (30/9/2025).
Penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Banyuwangi mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memastikan kehadiran SRT di wilayahnya menjadi bagian dari upaya bersama untuk menekan angka putus sekolah dan memastikan akses pendidikan lebih merata.
Orang nomor wahid di Bumi Blambangan itu, memastikan lahan milik pemerintah daerah akan dimanfaatkan untuk pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat di Banyuwangi.
"Kami sudah daftarkan ke Kementerian Sosial. Nantinya, dua lokasi akan digabung menjadi satu kompleks Sekolah Rakyat yang mampu menampung hingga 1.000 siswa," kata Ipuk. (*)
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |