TIMES JATIM, SIDOARJO – ### pasang 1 foto saja
Di ruang perawatan RSUD dr. R. T. Notopuro, suasana mendadak hening ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendengarkan cerita dari empat santri yang selamat dari runtuhnya bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Mereka adalah Haical, Wahyu, Rosi, dan Al Fatih.
Bukan sekadar luka yang mereka bawa, tapi juga kisah ketabahan yang menusuk hati.
Al Fatih, salah satu santri, mengaku seperti tertidur selama tiga hari di bawah reruntuhan bangunan. Ia baru sadar ketika merasakan ada ketukan yang membangunkannya.
“Selama tiga hari saya tidur. Begitu dievakuasi, baru sadar gedung sudah ambruk. Lalu saya minta minum es,” ucapnya polos kepada Gubernur Khofifah.
Kisah lain datang dari Haical. Meski terperangkap di dalam bangunan yang runtuh, ia masih mendengar suara azan setiap masuk waktu shalat. Dengan penuh keyakinan, ia tetap melaksanakan salat dalam gelap dan sulitnya kondisi di bawah puing.
"Haical menceritan selalu mendengar azan saat waktu shalat, dan meski dibawah reruntuhan Haical tetap melaksanakan shalat," Kata Khofifah.
Khofifah tak kuasa menahan rasa harunya.
“Hati mereka luar biasa kuat. Saya kagum mendengarnya. Semoga mereka segera pulih, lahir dan batin,” doa Khofifah.
Hingga hari kelima, proses evakuasi terus dilakukan oleh tim gabungan. Proses evakuasi menggunakan alat berat untuk mempercepat proses pencarian puluhan santri Pondok Pesantren Al Khoziny, yang diduga terkubur di bawah beton.(*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |