TIMES JATIM, SURABAYA – Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2025 resmi berakhir dengan mengumumkan lima pemenang terbaik dalam ajang yang menjadi rangkaian Civil Expo ITS 2025. 

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tampil dominan dengan meraih predikat juara umum setelah mengantongi dua posisi penting, yakni juara 1 melalui Tim Geostab65, serta juara 3 melalui tim GeoSapiens65.

Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Azmi Lisani Wahyu, memberikan apresiasi atas capaian para peserta, khususnya tim mahasiswa ITS. 

Ia menilai kemenangan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa kualitas pembelajaran geoteknik di perguruan tinggi terus berkembang.

“Semoga ini menjadi awalan bagi tim mahasiswa ITS untuk meraih kesuksesan yang lebih besar ke depannya. Tetap semangat dan terus berkarya sebagai geotechnical engineer di masa depan,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Azmi menegaskan bahwa PT Teknindo Geosistem Unggul berkomitmen mendukung kegiatan pengembangan keilmuan geoteknik di kampus-kampus seluruh Indonesia. 

Menurutnya, mahasiswa tidak hanya cukup menguasai teori di ruang kuliah.

“Mahasiswa perlu turun ke lapangan, melihat langsung project-project, mempelajari studi kasus nyata. Setiap proyek punya cerita dan tantangan yang tidak selalu sama dengan yang diajarkan di bangku kuliah,” tambahnya.

Dari sisi peserta, Azzah Abiyyu Sa'idah, perwakilan Tim Geostab65 ITS, mengaku bangga dan terharu ketika mendengar timnya diumumkan sebagai juara pertama. 

Ia menceritakan bahwa proses persiapan menuju final cukup berat, terlebih seluruh anggota tim tengah menjalani tugas akhir semester tujuh.

Menurut Azzah, penyusunan proposal serta serangkaian trial pada prototype menuntut kerja ekstra. Meski demikian, kerja keras tersebut terbayar pada penampilan final.

“Kami melakukan beberapa trial sebelumnya, sehingga saat final kami sudah memahami bagaimana melakukan pembebanan dan merakit prototype dengan tepat. Alhamdulillah usaha dan perjuangan kami tidak sia-sia,” tuturnya.

Ia menyebut faktor waktu sebagai tantangan terbesar. Pembagian fokus antara pengerjaan tugas akhir dan persiapan kompetisi menuntut kedisiplinan tinggi. 

Meskipun demikian, ia berharap pengalaman tersebut menjadi pijakan untuk berpartisipasi dalam lebih banyak ajang ke depan serta mengaplikasikan ilmu geoteknik dalam kerja-kerja yang bermanfaat bagi masyarakat.

Azzah juga memberikan pesan kepada mahasiswa tingkat bawah agar tetap bersemangat mendalami bidang geoteknik yang menurutnya masih membutuhkan lebih banyak minat dan eksplorasi.

Angger Retro, Ketua Pelaksana Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2025 mengungkapkan tema lomba kali ini adalah "Emphesizing Greens Construction". 

"Kami sangat mengemphesize atau sangat mengutamakan efisiensi penggunaan material untuk azas pembangunan berkelanjutan," terang mahasiswa Teknik Sipil ITS Semester 5 ini.

Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa teknik sipil dari seluruh Indonesia beradu desain kekuatan lereng tanah dengan menggunakan material dari geo tekstil. 

Mereka merancang langsung dengan prototipe yang sudah sediakan. Proses penjurian meliputi penilaian kesesuaian antara rancangan dan konstruksi prototipe. 

Jika tahun lalu panitia menggunakan timbunan tegak, maka tahun ini menggunakan timbunan miring dengan kemiringan 2 V 1 H. 

"Kami menggunakan geo tekstil untuk perkuatan dibandingkan tahun lalu menggunakan wool," katanya.

Kompetisi GEC 2025 menghasilkan daftar pemenang Juara 1: Tim Geostab65 (ITS), Juara 2: Tim Gamasiasi (Universitas Gadjah Mada), dan Juara 3: Tim GeoSapiens65 (ITS).

Selanjutnya, Juara Harapan 1: Tim Kuya Asoy Geboy (Institut Teknologi Bandung), dan Juara Harapan 2: Tim Gamapogung (Universitas Gadjah Mada).

Dengan capaian ini, GEC 2025 kembali mempertegas posisinya sebagai ajang strategis dalam pengembangan kompetensi mahasiswa di bidang geoteknik, sekaligus wadah kolaborasi akademik dan industri untuk menghasilkan calon insinyur masa depan. (*)