TIMES JATIM, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) kembali menambah jajaran guru besar dengan dikukuhkannya Prof Aulia Fuad Rahman, sebagai Profesor aktif ke-29 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Profesor aktif ke-230 di UB. Secara keseluruhan, Prof. Aulia menjadi Profesor ke-406 yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya. Prosesi pengukuhanya akan berlangsung pada Kamis (30/1/2025).
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Aulia akan membawakan materi berjudul "SIRO: Integrasi Laporan ESG Untuk Meningkatkan Relevansi Nilai Pelaporan Korporat". Konsep SIRO ini bertujuan untuk mengintegrasikan laporan keuangan dengan laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) agar pelaporan korporat lebih relevan dan bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).
Prof. Aulia menjelaskan bahwa SIRO (SDGs-Based Integrated Reporting Objectives) adalah pendekatan baru dalam pelaporan korporat yang menggabungkan laporan ESG dan laporan keuangan dalam satu sistem terpadu.
"Laporan keuangan selama ini lebih ditujukan untuk investor dan kreditur dengan fokus pada kinerja jangka pendek dan evaluasi historis. Sementara itu, laporan ESG lebih memprioritaskan seluruh stakeholder dan menitikberatkan pada kinerja jangka panjang," jelasnya.
Namun, kedua laporan ini masih berjalan sendiri-sendiri. Laporan keuangan hanya memperhatikan aspek finansial, sedangkan laporan ESG sering kali tidak terkoneksi dengan laporan keuangan dan sifatnya masih sukarela. Akibatnya, ada ketimpangan dalam penyajian informasi korporat yang membuat sebagian stakeholder merasa diabaikan.
Melalui SIRO, Prof. Aulia menawarkan tiga gagasan utama untuk memperbaiki sistem pelaporan korporat. Mulai dari Integrasi laporan ESG dan laporan keuangan agar memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kinerja perusahaan. Kemudian penyusunan laporan ESG dengan standar yang bersifat mandatori agar memiliki dasar konseptual yang selaras dengan standar laporan keuangan.
Ketiga, penyesuaian tujuan laporan keuangan dengan 17 tujuan SDGs agar perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan penerapan SIRO, diharapkan perusahaan dapat mempertanggungjawabkan aspek keuangan sekaligus aspek sosial dan lingkungan secara lebih transparan dan berimbang. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan stakeholder dan memperkuat posisi perusahaan dalam ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Dalam era bisnis modern, perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba, tetapi juga berperan dalam keberlanjutan sosial dan lingkungan. Namun, banyak perusahaan yang masih kesulitan dalam menggabungkan laporan keuangan dan ESG karena perbedaan standar dan tujuan.
"Laporan ESG diharapkan mampu menjawab ekspektasi masyarakat terhadap kinerja sosial dan lingkungan perusahaan. Namun, karena sifatnya masih sukarela dan tidak terhubung dengan laporan keuangan, laporan ESG sering kali tidak mencerminkan kondisi perusahaan secara menyeluruh," tambah Prof. Aulia.
Di sisi lain, laporan keuangan yang lebih fokus pada kepentingan investor dan kreditur sering kali mengabaikan aspek sosial dan lingkungan. Akibatnya, terjadi ketimpangan informasi yang berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan di antara para stakeholder.
Konsep SIRO hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan ini. Dengan integrasi laporan ESG dan laporan keuangan, perusahaan dapat menyajikan informasi yang lebih komprehensif, akurat, dan bermanfaat bagi seluruh stakeholder, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pemegang saham.
Penerapan SIRO sangat relevan dalam dunia bisnis saat ini, terutama karena semakin banyak investor dan regulator yang menuntut transparansi dalam aspek keberlanjutan. Tren global menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki laporan ESG yang baik cenderung lebih dipercaya oleh investor dan memiliki daya saing lebih tinggi di pasar.
Selain itu, kebijakan internasional seperti Sustainable Finance Disclosure Regulation (SFDR) di Uni Eropa dan peningkatan standar pelaporan keberlanjutan di berbagai negara juga semakin mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan aspek ESG ke dalam strategi bisnis mereka.
Dengan pendekatan SIRO, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, tetapi juga mendapatkan manfaat jangka panjang dalam bentuk reputasi yang lebih baik, kepercayaan pasar yang lebih tinggi, serta peluang investasi yang lebih besar. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |