TIMES JATIM, MALANG – Bendungan Karangkates atau dikenal juga dengan Bendungan Sutami, terletak di antara Kecamatan Sumberpucung, Kalipare, dan Pagak di Kabupaten Malang. Selama ini, Bendungan Karangkates tidak hanya menjadi pusat budidaya ikan Nila dan Bandeng dengan model Keramba Jaring Apung (KJA), tetapi juga berperan sebagai jalur transportasi vital bagi warga setempat.

Salah satu sarana transportasi utama di kawasan ini adalah kapal Gaeng Putra, milik H. Ridwan. Kapal ini telah beroperasi sejak  2014 dan menjadi penghubung penting antara Kecamatan Kalipare dan Sumberpucung melalui jalur air.

Namun, kapal yang telah menjadi andalan masyarakat ini kini terancam dihentikan akibat rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sekitar kawasan Bendungan Karangkates. 

Proyek tersebut berpotensi menghambat jalur dan operasional kapal yang vital bagi kegiatan sosial ekonomi warga antar kecamatan.

Pentingnya Kapal Gaeng Putra bagi Masyarakat

Ismail, pengemudi kapal Gaeng Putra yang telah melayani rute ini lebih dari 10 tahun, mengungkapkan betapa pentingnya kapal ini bagi warga setempat sebagai penghubung utama. 

“Kapal ini, sangat membantu perjalanan warga dari Sumberpucung menuju Kalipare atau sebaliknya,” ungkap Ismail, Kamis (30/01/2025).

Kapal Gaeng Putra memiliki kapasitas 14 penumpang dan 7 sepeda motor. Setiap harinya, kapal ini beroperasi dari pukul 06.00 hingga 20.00 WIB. 

Diperlukan waktu hanya sekitar 10 menit untuk menempuh perjalanan sejauh 1 kilometer antara Kalipare dan Sumberpucung. Berbeda jika perjalanan melalui jalur darat. Warga memerlukan waktu hingga dua jam perjalanan untuk terhubung antara kedua kecamatan tersebut.

Meski pendapatan Ismail sangat bergantung pada jumlah penumpang, ia merasa keberadaan moda transportasi air ini sangat penting bagi warga. 

“Jika ramai, saya bisa mendapat penghasilan sekitar 70 ribu sehari, tapi jika sepi hanya 50 ribu,” imbuhnya. 

Perihal rencana proyek PLTS di kawasan Bendungan Karangkates,  Ismail menuturkan jika kapal ini dihentikan akibat proyek pembangunan tersebut, akan banyak warga kehilangan pekerjaan dan akses transportasi cepat.

"Saya sendiri berharap, jika proyek PLTS tersebut betul-betul dibangun, mending dialihkan agar tidak berdampak bagi mata pencaharian warga," ujarnya berharap.

Kehilangan Akses Transportasi Cepat

Dampak dari penghentian kapal jika PLTS jadi dibangun di kawasan tersebut, tidak hanya dirasakan oleh Ismail. Devi, seorang guru honorer di SMK Syifa Kalipare sebagai penumpang kapal juga mengungkapkan kekhawatirannya. 

“Saya setiap hari menggunakan kapal ini untuk menghindari kemacetan dan perjalanan jauh lewat jalur darat. Jika kapal ini ditutup, tentu akan menyulitkan banyak orang, terutama yang membutuhkan transportasi cepat," ujarnya saat diwawancarai di atas kapal dari Kalipare menuju Sumberpucung.

Sebagai seorang pengajar, imbuh Devi, ia melihat banyak siswa dan warga yang juga  bergantung pada kapal ini untuk beraktivitas. 

“Kehilangan akses ini akan sangat menghambat banyak orang di sini,” kata Devi. 

Ia berharap ada solusi yang memungkinkan kapal ini tetap beroperasi meskipun proyek PLTS dibangun.

Kapal Gaeng Putra memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat. 

"Apabila proyek PLTS di Bendungan Karangkates benar-benar dijalankan, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk mencari solusi agar akses transportasi ini tetap terjaga," pungkasnya. (*)