TIMES JATIM, MALANG – Festival Kopi Nusantara 2 Lereng Kawi 2024 menghadirkan inovasi edukasi berupa pembuatan buku ajar bertema kopi untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SMP kelas VII.
Program ini melibatkan kolaborasi antara pendidik, peneliti, dan komunitas pegiat kopi guna memperkaya metode pembelajaran di sekolah.
Wuli Oktiningrum, Dosen Prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA), sebagai salah satu penggagas, menjelaskan bahwa buku ajar berjudul Kopi, Cerita, dan Bahasa ini dikembangkan oleh tim ahli yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia, dosen, serta pakar pendidikan. Salah satu anggota tim adalah Amalia Mufida Damayanti, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia.
"Proses pembuatan dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk memastikan kualitas dan relevansi materi. Buku ini juga telah melalui proses review dan evaluasi oleh para ahli guna memastikan kesesuaian dengan kurikulum," ujar Wuli, Kamis (26/12/2024).
Pemilihan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang SMP dilakukan berdasarkan kurikulum nasional serta kebutuhan siswa. Topik kopi dinilai relevan dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus mampu mengembangkan keterampilan abad ke-21. Jenjang SMP dipilih karena merupakan masa transisi penting dalam pendidikan, yang mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di jenjang berikutnya.
Untuk memperkaya konten, buku ajar ini juga melibatkan komunitas pegiat kopi. Rurid Rudianto, pelaku usaha kopi sekaligus Ketua Yayasan Lereng Kawi Migunani, menyampaikan apresiasinya terhadap proyek ini.
"Buku ajar ini sangat baik untuk memberikan wawasan kepada anak-anak tentang potensi daerah mereka, seperti perkebunan kopi. Penting bagi mereka untuk mengenal lingkungan tempat tinggalnya agar di masa depan bisa berkontribusi dalam mengembangkan komoditas strategis ini," ujarnya.
Ketua Panitia Festival Kopi Nusantara 2 Lereng Kawi, Muhamad Imron, yang juga dosen UNIRA sekaligus tim penyusun buku, menambahkan bahwa buku ajar ini diharapkan dapat memberikan warna baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
"Kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga simbol budaya, sejarah, dan cerita. Melalui buku ini, siswa diajak mengenal kekayaan kopi di Lereng Kawi sekaligus mengasah keterampilan literasi mereka," jelasnya.
Buku ajar bertema kopi ini tidak hanya digunakan di sekolah, tetapi juga akan dipromosikan dalam berbagai pameran pendidikan untuk memperluas dampaknya. Dengan pendekatan inovatif ini, buku ajar diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia sekaligus menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap potensi lokal. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |