TIMES JATIM, GRESIK – Keberadaan sekolah rakyat di Kabupaten Gresik Jawa Timur diharapkan oleh pemerintah daerah bisa memutus mata rantai kemiskinan.
Program andalan Presiden Prabowo Subianto ini siap dijalankan di Kota Pudak dengan menyasar 75 siswa pra sejahtera. Mereka bersiap menempuh pendidikan asrama mulai 30 Juli 2025.
Bupati Fandi Akhmad Yani menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat di Gresik harus menjadi model percontohan nasional. Bahkan ia menargetkan harus lebih baik dari daerah lain.
“Sekolah Rakyat Kabupaten Gresik harus lebih baik dari kabupaten lain,” kata Yani saat rapat koordinasi persiapan pembukaan Sekolah Rakyat pada Jumat (18/7/2025).
Dikatakan Yani, sebanyak 75 siswa dijadwalkan mulai memasuki asrama pada 30 Juli 2025 dan akan menempati gedung eks UPT SMPN 30 Gresik, Desa Mriyunan, Kecamatan Sidayu.
Untuk menunjang proses belajar-mengajar, telah disiapkan 17 guru dan 10 tenaga kependidikan yang akan mendampingi siswa secara penuh.
"Para siswa berasal dari keluarga prasejahtera dan akan dibina secara intensif di lingkungan pendidikan berasrama," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, juga menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
“Program Sekolah Rakyat tidak hanya berhenti sampai tanggal 30 Juli saja, tetapi kita harus terus mengawal program ini serta mendidik para siswa hingga sukses,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Pemkab Gresik menyampaikan ada empat aspek utama, yaitu kebutuhan makanan, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi keluarga siswa.
"Selain kebutuhan siswa selama tinggal di asrama yang sepenuhnya ditanggung, keluarga siswa juga akan mendapatkan bantuan modal usaha guna mendukung kemandirian ekonomi mereka," tutur Wabup.
Kepala Dinas Sosial, Ummi Khoiroh menjelaskan program ini didukung penuh oleh Kementerian Sosial, yang menyediakan seluruh kebutuhan siswa selama di asrama, termasuk laptop dan perlengkapan pribadi.
“Siswa masuk asrama tanpa membawa barang apa pun karena semua sudah disediakan oleh Kementerian Sosial,” terangnya.
Sebagai bagian dari pengembangan program, tahun depan Kementerian Sosial bersama Pemkab Gresik merencanakan pembangunan unit Sekolah Rakyat jenjang SD dan SMP di Desa Raci Tengah Sidayu.
"Gedung di UPT SMPN 30 Gresik telah dilengkapi dengan 3 ruang kelas, 2 ruang asrama putra, 3 ruang asrama putri, asrama guru, 1 ruang guru dan tenaga pendidik, serta laboratorium penunjang pembelajaran lainnya. Setiap kelas terdiri dari 25 siswa," tutup Ummi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sekolah Rakyat Gresik Diharapkan Putus Mata Rantai Kemiskinan
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Deasy Mayasari |