Olahraga

Persebaya Surabaya dan Bonek, Sebagai Pionir Sepak Bola Modern Indonesia

Jumat, 18 Juni 2021 - 15:18
Persebaya Surabaya dan Bonek, Sebagai Pionir Sepak Bola Modern Indonesia Bonek suporter Persebaya memadati Gelora Bung Tomo. (FOTO: dok. Times Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Hari ini, Jumat (18/6/2021) Persebaya Surabaya memasuki usia yang ke-94 tahun. Klub yang mulanya bernama Soerabaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB) itu lahir pada tahun 1927. Meski berbahasa Belanda pendirinya adalah dua orang pribumi, yakni Paijo dan M. Pamoedji.

Klub sepak bola kala itu diyakini sebagai salah satu alat perlawanan terhadap penjajah. Pemilihan diksi Indonesische dalam nama SIVB membuktikan semangat nasionalisme arek-arek Suroboyo. Menariknya, Persebaya lahir tepat setahun sebelum sumpah pemuda dikumandangkan.

SIVB kemudian menjadi salah satu klub pelopor berdirinya PSSI sebagai federasi sepak bola resmi Indonesia pada 19 April 1930. Setahun setelah Belanda kalah dari Jepang (1943), SIVB diketuai oleh Dr. Soewandi dan diubah namanya menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja).

Bonek suporter Persebaya memadati Gelora Bung Tomo b

Kala pembaruan ejaan Bahasa Indonesia, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya) pada tahun 1958. Nama besar Persebaya semakin istimewa seiring banyaknya piala yang dibawa pulang ke Kota Pahlawan.

Lantas bagaimana awal mula munculnya istilah Bonek yang sampai hari ini menjadi pendukung setia Persebaya?

Semua bermula dari berita yang ditulis Slamet Urip Pribadi, seorang wartawan Jawa Pos yang kala itu berupaya memberi penamaan pada pendukung Persebaya.

Istilah Bonek dipilih Slamet merujuk pada kelakuan nekat para supporter Persebaya. Mereka berangkat ke Senayan Jakarta dengan bekal pas-pasan demi mendukung Persebaya di pertandingan final kompetisi perserikatan era 1980-an.

"Bonek suporter Persebaya yang sangunya pas-pasan. Waktu itu puncak kompetisi selalu ada di Senayan. Persebaya lolos ke Senayan, sebagian teman-teman yang nekat ke sana itu adalah Bonek. Bonek waktu itu dipahami sebagai heroisme. Mana ada suporter dengan sangu pas-pasan. Suporter yang kalau naik kereta api kejar-kejaran dengan kondektur, yang dihargai adalah semangat mereka untuk mendukung Persebaya walau dengan sangu pas-pasan," ungkap Slamet dalam buku Bonek Komunitas Suporter Pertama dan Terbesar di Indonesia.

Sebelum Bonek menginisiasi perjalanan away ke kandang lawan dengan istilah Tret... Tret... Treet..., suporter Indonesia masih bersifat tradisional. Mereka datang ke stadion hanya untuk menyaksikan tim yang disukai berlaga. Belum ada atribut semacam kaos, syal, spanduk, apalagi nama khusus yang dibawa suporter secara massif ke tribun.

Penamaan Bonek lah yang menjadi awal mula terbentuknya pergerakan suporter sepak bola Indonesia secara modern. Terkoordinir, memiliki identitas dan atribut.

Disebut modern karena upaya tersebut lah yang akhirnya memicu gairah bisnis dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

Dengan demikian sejarah mencatat Persebaya Surabaya dan Bonek berjasa memajukan industri sepak bola Indonesia.(*)

Pewarta : Ammar Ramzi (MG-235)
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.