TIMES JATIM, JAKARTA – Final Conference League atau Liga Konferensi Eropa musim ini akan mempertemukan dua tim dari liga top Eropa: Chelsea dari Inggris dan Real Betis dari Spanyol.
Laga puncak akan digelar di Wroclaw, Polandia, pada 28 Mei mendatang. Kedua tim memastikan tempat mereka di partai puncak dengan kemenangan meyakinkan di babak semifinal.
Real Betis mencetak sejarah sebagai klub Spanyol pertama yang mencapai final Liga Konferensi Eropa. Kepastian itu diraih usai kemenangan agregat 4-3 atas Fiorentina.
Dalam laga leg kedua yang berakhir imbang 2-2 di Italia, Abde Ezzalzouli menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan di masa perpanjangan waktu.
Betis sebelumnya unggul 2-1 di leg pertama di Sevilla. Pada leg kedua, Antony menambah keunggulan lewat tendangan bebas melengkung yang indah di menit ke-30.
Namun, Fiorentina membalikkan keadaan lewat dua gol Robin Gosens — yang pertama melalui sundulan menyambut sepak pojok, dan yang kedua dengan tandukan keras yang bersarang di sudut atas gawang.
Pertandingan terus berlangsung intens. Betis hampir menyamakan skor sebelum jeda lewat tendangan keras Johnny Cardoso dari luar kotak penalti yang membentur mistar.
Menjelang akhir waktu normal, Antony nyaris mencetak gol penyeimbang namun David De Gea melakukan penyelamatan ganda yang luar biasa.
Gol penentu datang pada menit ketujuh babak tambahan. Antony mengirim umpan silang yang diteruskan Ezzalzouli dari jarak dekat untuk memastikan langkah Betis ke final.
Sementara Betis merayakan lolos ke final Eropa pertama mereka, Fiorentina harus kembali menelan kekecewaan setelah gagal lolos ke final, menyusul dua kekalahan di final musim-musim sebelumnya.
Chelsea Menang Mudah
Di sisi lain, Chelsea lolos ke final dengan relatif mudah setelah menyingkirkan klub Swedia, Djurgarden, dengan agregat 5-1. Di leg kedua, Chelsea yang menurunkan banyak pemain muda, menang tipis 1-0 lewat gol Kiernan Dewsbury-Hall di menit ke-38.
Ia menerima umpan dari Tyrique George, melewati dua bek, dan melepaskan tembakan kaki kiri yang tajam.
Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, menyebut kemenangan ini sebagai awal dari perjalanan perebutan gelar.
“Ini sangat penting karena kami bisa memberi kesempatan kepada klub dan para fans untuk menjadi klub pertama di Eropa yang memenangkan tiga kompetisi,” ujarnya. Seperti diketahui, Chelsea telah dua kali menjuarai Liga Champions dan Liga Europa.
Maresca juga menyoroti tantangan yang akan mereka hadapi di final. “Kami akan menghadapi tantangan berat melawan Real Betis yang dilatih oleh Manuel Pellegrini,” katanya. “Saya pernah menjadi asisten pelatihnya selama dua tahun, jadi saya tahu bagaimana cara dia memperlakukan pemain. Secara pribadi, saya banyak belajar darinya.”
Dengan unggul 4-1 di leg pertama dan fokus pada perebutan tiket Liga Champions di Premier League, Maresca memberi kesempatan bermain kepada sejumlah pemain muda.
Reggie Walsh, penyerang berusia 16 tahun, tampil sebagai starter. Ia juga mencatat debut di leg pertama di Stockholm. “Saya suka Reggie,” kata Maresca. “Dia baru 16 tahun, tapi sudah berani meminta bola. Besok dia harus kembali ke sekolah — itu juga penting untuknya.”
Meski tampil tidak terlalu dominan, kualitas Chelsea tetap terlihat. Djurgarden sempat mendapat peluang lewat sepakan Daniel Stensson, namun kiper Filip Jorgensen sigap menepis bola. Selain Walsh dan George (19 tahun), dua pemain muda lain, Genesis Antwi dan Shumaira Mheuka (keduanya 17 tahun), juga mendapat menit bermain.
Final Liga Konferensi Eropa antara Chelsea dan Real Betis dijanjikan menjadi laga yang sarat taktik, pengalaman, dan ambisi. Chelsea membidik gelar Eropa ketiganya, sementara Betis ingin mencetak sejarah sebagai juara perdana Spanyol di kompetisi ini. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |