https://jatim.times.co.id/
Opini

Trust Paradigma PMII

Kamis, 13 Maret 2025 - 14:24
Trust Paradigma PMII Hainor Rahman, Kader PMII Kota Malang

TIMES JATIM, MALANG – Menyelam dengan tamasya dinamika organisasi kepemudaan, kepercayaan (trust) bukan sekadar kata, tetapi fondasi yang menentukan keberlanjutan dalam menjajaki gerakan perubahan nilai. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai organisasi yang lahir dari trust intelektual generasi muda, menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. 

Trust bukan hanya soal menjaga nama baik, tetapi juga keyakinan bahwa paradigma berpikir dan bersikap yang dipegang PMII mampu menjadi strategi dalam menggapai nilai perjuangan. PMII tidak sekadar ada untuk mengkritisi kebijakan dan realitas sosial, tetapi juga untuk memberikan solusi, menjadi bagian dari perubahan, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Paradigma PMII adalah Kritis, Transformatif, dan Produktif. Kritis berarti keberanian mengurai problematika yang ada di tengah masyarakat dengan cara berpikir tajam dan independen. Transformatif bermakna bahwa gerakan PMII tidak boleh berhenti pada kritik semata, tetapi harus mampu menggerakkan perubahan yang nyata. Sementara Produktif adalah semangat untuk berkontribusi dengan karya nyata, menciptakan solusi, dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa.

Kepercayaan ini bukan sekadar tentang internal organisasi, tetapi lebih luas lagi, trust harus menjadi pilar yang mengokohkan posisi PMII dalam menghadapi polemik sosial, politik, ekonomi, kebijakan, dan keagamaan. Ketika masyarakat melihat PMII, mereka harus yakin bahwa organisasi ini bukan hanya bersuara lantang di jalanan, tetapi juga membawa gagasan besar untuk perubahan. Ketika kader PMII berbicara, masyarakat harus percaya bahwa itu bukan sekadar orasi kosong, tetapi cerminan dari visi perjuangan yang jelas.

Lihatlah bagaimana PMII hadir dalam berbagai momentum sejarah. Ketika rakyat mengalami ketidakadilan, PMII selalu berada di garda terdepan. Ketika kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat, PMII hadir dengan kajian kritis dan aksi nyata. 

Kepercayaan ini harus terus dijaga, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata yang menunjukkan bahwa kader PMII tidak hanya kritis, tetapi juga transformatif dan produktif.

Dalam budaya organisasi PMII, trust ini harus mengalir dalam setiap gerakan dan sikap kader. Ketika kita bergerak, bukan hanya karena mengikuti arus, tetapi karena kita memiliki keyakinan bahwa setiap langkah kita membawa manfaat bagi publik. Kepercayaan ini yang harus kita perkuat, baik dalam menjalin sinergi dengan berbagai elemen masyarakat maupun dalam membangun solusi atas tantangan zaman.

Trust juga menjadi penentu keberlanjutan perjuangan PMII dalam konteks kebijakan publik. Kita menyaksikan bagaimana kebijakan-kebijakan yang tidak adil terus muncul di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, tenaga kerja, hingga hukum. 

PMII tidak boleh hanya menjadi penonton dalam arus perubahan, tetapi harus tampil sebagai agen yang dipercaya masyarakat untuk menyuarakan keadilan dan memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada garis kepentingan rakyat.

Kepercayaan yang dimaksud bukan pula sekadar percaya kepada individu atau struktur organisasi, tetapi keyakinan bahwa paradigma berpikir PMII bisa menjadi alat perubahan. 

Mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak hanya bertugas mengkritik, tetapi juga membangun. Percuma kita turun ke jalan jika tidak ada solusi yang kita tawarkan. Oleh karena itu, trust harus diimplementasikan dengan tindakan yang konkret dan sistematis.

Kita bisa melihat contoh konkret bagaimana trust bisa menjadi strategi pergerakan. Misalnya, dalam advokasi kebijakan pendidikan, PMII harus hadir dengan kajian akademik yang kuat, solusi yang jelas, dan keberanian untuk berdialog dengan pemangku kebijakan. 

Di sektor ekonomi, PMII harus mampu menjadi mitra strategis dalam memberdayakan ekonomi umat, bukan sekadar menjadi pengkritik sistem yang ada tanpa solusi nyata.

Keberpihakan PMII juga harus diwujudkan dalam ranah sosial. Banyak persoalan di masyarakat yang menuntut kehadiran mahasiswa sebagai motor perubahan. Trust dalam konteks ini berarti kepercayaan bahwa PMII mampu menjadi bagian dari penyelesaian masalah, baik dalam membantu rakyat kecil, mengawal kebijakan, maupun membangun kesadaran kolektif di masyarakat.

Kita harus memahami bahwa tanpa trust, PMII hanya akan menjadi organisasi seremonial yang kehilangan arah perjuangannya. Oleh sebab itu, trust harus terus dipupuk dalam budaya organisasi, dalam setiap kaderisasi, dan dalam setiap langkah perjuangan kita. Trust harus menjadi prinsip yang melekat dalam setiap kader PMII, bukan hanya dalam wacana, tetapi dalam tindakan nyata.

Jadi, bagaimana trust ini bisa menjadi strategi utama PMII dalam menghadapi berbagai tantangan? Pertama, dengan membangun pola pikir yang tidak hanya berorientasi pada kritik, tetapi juga solusi. 

Kedua, dengan memastikan bahwa setiap kader PMII mampu berkontribusi secara nyata dalam masyarakat. 

Ketiga, dengan memperkuat jejaring, baik di tingkat lokal maupun nasional, agar PMII tidak hanya dikenal sebagai organisasi mahasiswa, tetapi juga sebagai gerakan perubahan yang mampu membawa harapan baru.

Dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks, trust juga menjadi senjata utama. PMII harus tetap independen dan tidak menjadi alat bagi kepentingan politik sesaat. Independensi ini penting agar masyarakat tetap mempercayai PMII sebagai organisasi mahasiswa yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan hanya kelompok tertentu.

Trust bukan sekadar slogan, tetapi harus menjadi nafas perjuangan kita. Jika kita ingin PMII menjadi lokomotif perubahan, maka kita harus menanamkan kepercayaan bahwa paradigma Kritis, Transformatif, dan Produktif adalah jalan untuk membangun peradaban yang lebih baik. 

Kepercayaan inilah yang harus kita yakini akan dapat membawa PMII dari sekadar organisasi intelektual menjadi kekuatan strategis yang benar-benar membawa perubahan nyata!

*) Oleh : Hainor Rahman, Kader PMII Kota Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.