https://jatim.times.co.id/
Opini

Dampak 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam Mewujudkan Indonesia Emas

Sabtu, 01 Februari 2025 - 15:31
Dampak 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam Mewujudkan Indonesia Emas Hatib Rachmawan, Dewan Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

TIMES JATIM, YOGYAKARTA – Visi Indonesia Emas 2045 bukanlah sekedar ambisi belaka, melainkan keniscayaan yang harus diwujudkan dengan pembangunan sumber daya manusia unggul. Pendidikan sebagai garda terdepan membangun penguatan fondasi pada sumber daya manusia Indonesia. 

Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban guna mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jhon Dewey melihat pendidikan sebagai tempat anak-anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang membentuk kepribadian mereka. Melalui Proses pembelajaran, anak-anak belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial, memahami nilai-nilai moral, serta mengembangkan keterampilan dan potensi. 

Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) sadar betul betapa pentingnya posisi pendidikan. Kesadaran ini terbukti ingin menginternalisasi dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif pada anak.

Internalisasi dan penanaman kebiasaan positif, yaitu melalui program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam mewujudkan penguatan karakter anak bangsa, memanfaatkan pendidikan sebagai lembaga internalisasi dan penanaman kebiasaan positif tersebut. Kebiasaan positif tersebut yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

Karakter Bangsa Menuju 2045

Bung Karno jauh-jauh hari pernah menyatakan bahwa karakterlah pendukung utama membangun bangsa. Thomas Lickona, karakter itu berkaitan dengan dimensi moral knowing, moral feeling, dan moral action. 

Artinya, manusia berkualitas adalah yang memiliki karakter. Karakter utama bangsa Indonesia yaitu religius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, kerja keras, disiplin, mandiri, dan bermanfaat. Nilai-nilai inilah yang menjadi identitas generasi 2045.

Kemendikdasmen percaya bahwa pembangunan sumber daya manusia berkualitas harus dimulai dari penanaman nilai-nilai luhur pada anak-anak sejak dini. Sebab, generasi yang diperkirakan memegang peranan penting di tahun 2045 adalah peserta didik pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau sederajat. 

Pada tahun 2045 adalah usia 100 tahun kemerdekaan, Indonesia akan mewujudkan visi menjadi negara nusantara berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Menuju itu, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia berkualitas dan berkarakter. Wilson dan Ernesto mengatakan bahwa sentra utama kehidupan adalah sumber daya manusia.

Membangun SDM Indonesia Emas

Visi Indonesia Emas 2045 mencerminkan tekad yang kuat dari Indonesia untuk menepaki jalan menuju kemegahan di masa mendatang. Generasi muda saat ini adalah sumber daya manusia Indonesia di masa depan. 

Memastikan generasi muda saat ini sebagai pemegang tongak, tentu perlu karakteristik yang kuat. Pembentukan karakteristik yang kuat tentu harus dimulai sejak dini. Menyadari hal itu, Abdul Mu’ti sebagai Mendikdasmen mengeluarkan program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Peluncuran gerakan tersebut menjadi tongak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

Kebiasaan tidur cepat dan bangun pagi, terbukti meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan produktivitas dan konsentrasi. Sementara itu, olahraga dan makanan sehat berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit, serta mendukung kesehatan otak dan mental. 

Selain itu, kebiasaan gemar belajar dan bermasyarakat juga memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kualitas diri, memperluas kesempatan masa depan, serta memperkuat hubungan sosial.

Membangun Indonesia Emas 2045 bukan hanya sekedar wacana, tetapi membutuhkan aksi nyata. Mendikdasmen, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa kesuksesan membangun kebiasaan tersebut, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, perlu ada kolaborasi dan keseriusan keluarga, sekolah, masyarakat, dan media. 

Dengan implementasi kebiasaan-kebiasaan positif, diharapakan Indonesia dapat melahirkan generasi yang siap membawa bangsa menuju kejayaan di usia 100 tahun kemerdekaannya.

***

*) Oleh : Hatib Rachmawan, Dewan Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.