TIMES JATIM, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR RI) bersama Indonesia Water Institute menyelenggarakan Sustainable Infrastructure Forum dengan tema “Komitmen Bersama untuk Pengurangan Emisi Karbon dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Berkelanjutan” di Auditorium Kementerian PUPR RI, Rabu (15/03/2023).
Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan menggunakan seluruh sumber daya sendiri atau 41% dengan dukungan serta kerjasama internasional. Sehingga, dalam mewujudkan sasaran tersebut sektor konstruksi memainkan peranan penting karena emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas konstruksi cukup signifikan.
“Untuk itu, Kementerian PUPR RI berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon melalui penerapan konstruksi berkelanjutan dan pengembangan infrastruktur hijau yang mensinergikan antara natural system dan engineered solution,” kata Menteri PUPR RI dalam sambutannya yang disampaikan oleh Plt Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI Jarot Widyoko.
Jarot menambahkan, implementasi konstruksi berkelanjutan dapat dilakukan dengan mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan. Sebagai langkah konkrit, diterbitkan Instruksi Menteri PUPR Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penggunaan Non Ordinary Portland Cement (Non-OPC) pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR RI. Sebab, penggunaan semen Non-OPC dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon serta meningkatan akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan pekerjaan konstruksi.
Jarot juga menambahkan, Saat ini, Kementerian PUPR RI mendapat tugas besar untuk membangun infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep Smart Forest City. Dalam membangun IKN, Kementerian PUPR RI juga memanfaatkan inovasi teknologi yang mendukung upaya penurunan emisi karbon dan zero waste.
“Upaya penurunan emisi karbon dan zero waste tersebut meliputi Integrated Urban Water Management (IUWM) dengan mengelola sistem tata air perkotaan, Smart Water Management System terkait penyelenggaraan penyediaan air minum, daur ulang grey water, serta sistem pemanenan air hujan yang penggunaannya dapat dipantau menggunakan aplikasi, dan Waste Management Flow dengan mengelola sampah dan limbah di IKN menggunakan Konsep pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” jelas Jarot.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Muhammed Ali Berawi yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan, pembangunan IKN memberikan opportunity bagi teknologi konstruksi berkelanjutan di Indonesia.
“Pembangunan IKN merupakan momentum penting dalam konstruksi. Kita akan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, sumber daya alam dan resource lokal sehingga IKN akan benar-benar menjadi kota yang green, smart, inclusive, resilient, dan sustainable,” jelas Ali.
Terakhir, Jarot menegaskan kembali bahwa kunci penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan adalah Kolaborasi Pentahelix antar pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat, Akademisi dan Media.
“Untuk itu, kita perlu bekerja keras dan bekerja sama untuk menyukseskan agenda besar ini, dengan cara mensosialisasikan, mengembangkan, dan mensinergikan pemakaian material konstruksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Jarot.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR RI Iwan Suprijanto, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR RI Herry Trisaputra Zuna, Staf Ahli Menteri PUPR RI Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, serta Staf Ahli Menteri PUPR RI Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sustainable Infrastructure Forum; Komitmen Kementerian PUPR RI Wujudkan Konstruksi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |