TIMES JATIM, MALANG – Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember menjadi momen untuk merefleksikan peran penting seorang ibu dalam membentuk generasi yang tangguh dan berdaya saing. Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Brawijaya (UB), Rani Ulfa Widodo, dalam wawancaranya menyampaikan pandangannya tentang betapa strategisnya peran seorang ibu sebagai fondasi pengembangan bangsa.
"Pengembangan negara ini kan fondasinya dari ibu," ujar Rani tegas.
Menurutnya, segala upaya untuk memajukan bangsa akan berawal dari kualitas generasi penerus yang dibentuk oleh seorang ibu, baik secara fisik, mental, maupun moral.
Rani menekankan bahwa kesehatan mental seorang anak, yang menjadi dasar pembentukan karakter, dimulai sejak lahir.
"Kesehatan mental anak itu kan dibuat dari lahir ya. Bagaimana ibunya care dalam mengurus dia, mendampingi dia, dan mengarahkan dia itu membentuk suatu karakter," jelasnya.
Karakter yang dibentuk oleh seorang ibu ini, lanjutnya, menjadi landasan keberhasilan anak di masa depan.
"Karakter ini nantinya menunjang keberhasilan, baik itu di universitas maupun untuk bangsa dan negara. Ibu itu luar biasa perannya," tambahnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa peran besar ini tidak mudah dijalankan jika ibu sendiri menghadapi berbagai tekanan yang memengaruhi kesehatan mentalnya.
"Kalau ibunya nggak bahagia, belum tentu dia bisa membesarkan anaknya dengan baik. Jadi, kesehatan mental ibu itu adalah kunci," ujarnya.
Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2023 menunjukkan bahwa 20% ibu di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, termasuk stres dan depresi. Faktor-faktor seperti tekanan ekonomi, beban kerja rumah tangga, serta kurangnya dukungan sosial menjadi penyebab utama.
Hal ini, menurut Rani, harus menjadi perhatian serius karena kesehatan mental ibu berpengaruh langsung terhadap anak.
"Kalau kita mentalnya enggak kuat, pasti kita enggak akan kuat mendidik dan mendampingi anak-anak kita. Maka, masalah ibu harus diselesaikan dulu. Ibu harus lega dulu, harus bahagia dulu," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa ibu yang sehat secara mental akan memiliki energi untuk mendidik anak-anak mereka dengan optimal.
"Kalau ibu sehat, anak juga pasti akan tumbuh dengan baik. Sebaliknya, jika seorang ibu memiliki masalah yang belum terselesaikan, maka nuraninya tidak akan leluasa untuk fokus mendampingi anak-anaknya," kata Rani.
Rani juga menyoroti bahwa peran ibu bukan hanya terbatas pada keluarga, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan bagi negara. Anak-anak yang dibesarkan oleh ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, tangguh, dan mampu bersaing secara global.
Menurut penelitian dari World Bank pada 2023, pendidikan anak-anak yang baik, terutama di usia dini, dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 20% di masa depan. Hal ini membuktikan bahwa investasi dalam peran ibu adalah salah satu cara paling efektif untuk mendorong kemajuan bangsa.
"Ibu adalah pilar utama bangsa. Dengan ibu yang bahagia dan sehat, generasi mendatang akan memiliki karakter kuat untuk membawa perubahan positif bagi negara ini," tegas Rani.
Dalam menghadapi perannya yang kompleks, Rani mengingatkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari keluarga hingga pemerintah. Ia menyebutkan bahwa program-program yang mendukung kesehatan fisik dan mental ibu, seperti pelatihan parenting, layanan konseling, hingga kebijakan cuti melahirkan yang memadai, sangat diperlukan.
"Kita harus memberikan ruang bagi ibu untuk merasa bahagia dan didukung. Dukungan dari suami, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan ibu dapat menjalankan perannya dengan optimal," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk lebih menghormati ibu dalam keseharian, bukan hanya pada Hari Ibu.
"Hari Ibu seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa besar peran seorang ibu dalam kehidupan kita, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi bangsa ini," tambahnya.
Hari Ibu tahun ini menjadi pengingat bahwa pemberdayaan ibu adalah investasi besar bagi masa depan bangsa. Dukungan bagi kesehatan mental dan kesejahteraan ibu bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga langkah strategis untuk membangun generasi yang lebih baik.
"Jika kita ingin bangsa ini maju, mulailah dengan memastikan ibu-ibu di negeri ini bahagia. Ibu yang sehat dan bahagia akan menciptakan generasi penerus yang tangguh, berkarakter, dan siap membawa perubahan besar bagi Indonesia," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ketua DWP UB Malang: Fondasi Kemajuan Negara Ada di Tangan Seorang Ibu
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Deasy Mayasari |