TIMES JATIM, PACITAN – Di Kecamatan Tegalombo, Pacitan, setidaknya ada lima desa yang dikenal sebagai penghasil susu perah. Setiap harinya, susu sapi perah yang dihasilkan di kisaran 3.000 liter.
Anggota DPRD Pacitan, Wahyu Pujiono berharap eksekutif dapat hadir untuk menjaga stabilitas harga. "Ada lima desa penghasil susu sapi perah, mulai Gemaharjo, Tahunan Baru, Tahunan, Ploso dan Pucangombo, setiap harinya sekitar 3.000 liter. Tapi, harga jual dari peternak tergolong masih rendah," kata Wahyu.
Mantan Kepala Desa Gemaharjo itu menyebut harja jual susu dari peternak yaknj Rp5.700 per liter masih tergolong rendah, dibanding manfaat minuman itu untuk kesehatan tubuh. "Maka, bagaimana Pemerintah Kabupaten Pacitan bisa berkomunikasi dengan pihak ketiga agar harga susu terdongkrak naik," tambahnya.
Sapi perah penghasil susu yang juga banyak dihasilkan di Pacitan. (Foto: Dok TIMES Indonesia)
Setidaknya, kata Wahyu, satu liter susu perah harganya di kisaran Rp8 ribu, agar para peternak sapi bisa lebih semangat mengembangkan usahanya. "Saya akan koordinasikan dengan Disperindag Pacitan agar ada pendampingan sekaligus penjualannya bisa lebih lancar," terang Wahyu.
Apalagi, lanjut Wahyu, jika ada pendampingan terkait pengolahan susu di kalangan peternak sehingga dapat juga menjual susu kemasan atau siap konsumsi.
"Jika sudah dikemas bagus atau dimasak, otomatis harga jualnya meningkat. Ekonomi pun tumbuh, karena kebutuhan di Pacitan kan juga tinggi," jelasnya.
Di sisi lain, dia mengapresiasi kepada tim kesehatan hewan Pemkab Pacitan yang rutin melakukan pengecekan agar para sapi perah tetap sehat dan menghasilkan susu berkualitas. (*)
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Bambang H Irwanto |