https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Kisah Inspirasif, Warga Tulungagung Sukses Bangun Bisnis Kerajinan Mozaik Batu Alam

Selasa, 28 Februari 2023 - 10:21
Kisah Inspirasif, Warga Tulungagung Sukses Bangun Bisnis Kerajinan Mozaik Batu Alam Turmudzi menunjukkan kerajinan mozaik batu alam produksinya. (Foto: Benny S/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, TULUNGAGUNG – "Fokus, pantang menyerah, terus tingkatkan pengetahuan tentang produk dan jaringan, maka bisnis akan maju pesat". Itulah kata-kata motivasi dari Turmudzi (44 tahun), pengusaha muda asal Tulungagung, yang sukses menembus pasar luar negeri dengan kerajinan mozaik batu alam produksinya.

Menurut warga desa Sambitan, kecamatan Pakel, kabupaten Tulungagung ini, dengan fokus dan tetap menjadi spesialis menekuni suatu usaha, maka semakin hari pengetahuan kita tentang suatu produk terus bertambah, dan jaringan juga akan bertambah.

Nah ketika jaringan sudah kuat dan pengetahuan tentang produk sudah mantap, maka bisa dipastikan bisnis/usaha yang dijalankan akan maju pesat.

Kesuksesan yang diraih Turmudzi dalam bisnis mozaik batu alam saat ini ditempuh dengan penuh perjuangan. Merintis usaha dari nol, Turmudzi yang sempat menjadi pengajar di pondok pesantren Al Islam di wilayah kecamatan Bandung, Tulungagung tersebut, memulai bisnisnya pada tahun 2010 dengan modal sekitar Rp.10 juta. Penolakan saat menawarkan produk hingga pesanan yang tidak jadi diambil oleh pemesanpun sempat dia alami.

mozaik-batu-b.jpgSejumlah pekerja tengah merangkai mozaik batu alam. (Foto : Benny S/TIMES Indonesia).

"Modal awal memulai usaha saat itu Rp.10 juta hasil pinjaman dari teman dan menjual perhiasan istri, " kata Turmudzi, Senin (27/2/2023).

Kala itu Turmudzi melihat peluang bisnis mozaik batu alam untuk pasar luar negeri masih terbuka lebar. Dia melihat para pengusaha mozaik batu alam di Tulungagung, seringkali terkendala masalah komunikasi ketika hendak melakukan ekspansi pasar ke luar negeri.

Saat menjadi pengajar di Ponpes Al Islam, Turmudzi yang menguasai bahasa arab dan bahasa inggris, ditunjuk untuk mewakili para perajin mozaik batu alam Tulungagung melakukan presentasi produk ke Yordania.

"Belajar mozaik sebenarnya sudah lama, tahun 2005 kita melihat teman-teman usaha mozaik, kendala mereka persaingan pasar lokal sangat ketat sampai banting-bantingan harga," ujarnya.

"Saya berpikir produk ini sebetulnya muaranya tetap ke luar negeri, mau dikirim ke Bali, Surabaya atau Yogyakarta, nantinya juga tetap diekspor, makanya kita akhirnya mencari cara untuk membantu teman teman ini agar bisa menjual barang langsung ekspor," tutur Turmudzi.

Dari situlah kemudian Turmudzi semakin yakin jika prospek usaha mozaik batu alam cukup bagus. Dengan modal awal Rp.10 juta diambil dari tabungan istri dan pinjaman dari teman, Turmudzi memberanikan diri memulai usaha mozaik batu alam yang diberi nama Tulungagung Stone Mosaics (TSM).

Berbekal kemampuannya berbahasa inggris, Turmudzi mencoba berkomunikasi langsung dengan calon pembeli di luar negeri untuk menawarkan produk mozaik batu alam.

"Kita terus belajar, kita dekat dengan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), mengikuti pelatihan-pelatihan ekspor impor, belajar cara bernegosiasi dan sebagainya, alhamdulillah akhirnya bisa ekspor sampai sekarang ini," ungkap Turmudzi.

Lebih lanjut Turmudzi menceritakan, dia pertama kali berhasil menembus pasar ekspor pada tahun 2012 atau di tahun kedua menjalankan usahanya. Negara pertama yang menjadi tujuan ekspor produknya adalah Amerika Serikat. Setelah itu menyusul negara-negara lain di antaranya, Australia, Kanada, Madagskar, dan Fiji.

"Kalau sampai dengan saat ini total ekspor kita ada sekitar 70 kontainer," katanya.

Menurut Turmudzi, prospek bisnis mozaik batu alam saat ini masih sangat terbuka luas dan sangat memungkinkan untuk ekspansi pasar. Setelah pandemi Covid-19, saat ini permintaan terhadap produk batu alam cenderung naik.

Saat ini yang paling banyak diminati adalah jenis Pebble Slice Mosaic atau mozaik dari bahan potongan batu koral.

Berkat keuletan menjalankan usaha dan kejelian melihat peluang itulah, dari tahun ke tahun bisnis mozaik batu alam Turmudzi semakin berkembang. Dari yang semula pesanan mozaik batu dikerjakan sendiri bersama istri dan seorang teman, saat ini TSM bisa menghidupi puluhan pekerja.

"Kalau karyawan mulai dari perakitan di beberapa pos, penggergaji, karyawan gudang dan karyawan produksi itu ada sekitar 70-an orang yang terlibat," tutur Turmudzi.

Dengan puluhan orang yang terlibat, saat ini kapasitas produksi harian TSM rata-rata sekitar 1.000 lembar mozaik batu alam.

Sedangkan dalam satu bulan total produksi antara 2 ribu hingga 3 ribu meter² tergantung permintaan. Untuk mendukung peningkatan produksi, saat ini Turmudzi memiliki 3 gudang, yakni 1 gudang perakitan, 1 gudang bahan dan 1 gudang terminal barang akhir sekaligus showroom.

"Dari total produksi tersebut 95 persennya untuk memenuhi pasar ekspor, kalau serapan lokal itu paling banyak hanya 5 persen," ujar Turmudzi.

Keberhasilan membangun bisnis hingga sukses pada posisi saat ini, tidak lantas membuat Turmudzi lupa diri. Dia mengatakan bahwa TSM itu prinsipnya senantiasa menjadi sebab kebaikan, menjadi sebab manfaat, dan sebab jalan rezeki bagi banyak orang.

Alumni Ponpes Al Amin Sumenep, Madura ini mengaku, sebagian hasil dari bisnis mozaik batu alam tersebut, secara rutin dia sisihkan untuk dibagikan pada 30-an anak yatim dan anak dari keluarga kurang mampu. 

"Meskipun tidak banyak tapi kita berusaha untuk rutin membantu mereka, paling tidak uang sekolahnya, uang sakunya, kita berdoa semoga kedepan bisa lebih banyak memberi berbagi kepada mereka," katanya. 

Turmudzi menambahkan, ada sebuah ayat dalam al Quran yang selama ini menjadi motivasi dalam hidupnya yakni . Di dalam ayat tersebut terdapat ungkapan nabi Sulaiman ketika mendapatkan nikmat dari Allah SWT, yakni nikmat kelebihan dan kekuasaan, yang mana nikmat itu tidak diberikan pada orang-orang sebelumnya.

Ungkapan nabi Sulaiman dalam surat An Naml ayat 40 tersebut berbunyi "Hadza min fadli rabbi, liyabluwani a asykuru am afkur" yang artinya "Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmatNya)".

"Itulah yang senantiasa menjadi motivasi bagi kami, ayat ini saya pajang di ruang tamu agar selalu menjadi pengingat bagi kami, dan mungkin bisa kami bagi dengan tamu yang datang melihat itu, kita bisa sharing tentang ayat tersebut" pungkas pengusaha asal Tulungagung ini. (*)

Pewarta : Beny Setiawan (MG-454)
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.