TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK di Kabupaten Probolinggo, Jatim, masih melanda. Hingga kini, ada sekitar 2.355 ternak sapi perah terpapar virus itu. Akibatnya, volume produksi susu sapi merosot parah dan peternak merugi hingga Rp4 Miliar lebih.
Berdasarkan data yang diterima TIMES Indonesia, jumlah sapi perah terpapar di Kabupaten Probolinggo, hingga Senin (20/6/2022), sebanyak 2.355 ekor sapi perah. Dari jumlah populasi sebanyak 7.305 ekor, mati sebanyak 45 ekor, dijual sebanyak 28 ekor, sembuh sebanyak 73 ekor.
"Sejak 14 Mei lalu hingga saat ini, ya sekitar sebulan lebih, sudah sebanyak itu yang terpapar pada sapi perah di Kecamatan Krucil," ungkap Suloso, Pengurus Bidang Usaha KUD Argopuro Krucil, Selasa (21/6/2022).
Hal itu menurutnya, sangat berdampak pada tingkat produksi susu sapi perah peternak. Selama sekitar sebulan, produksi mengalami penurunan hingga 50 persen lebih. Biasanya dalam sebulan, produksi bisa mencapai 40 ton. Saat ini justru merosok tak sampai menyentuh angka 20 ton.
Turunnya volume produksi itu, lanjut dia, berimbas juga pada pendapatan peternak. "Biasanya dalam sebulan bisa meraup untung hingga Rp8 miliar, sekarang turun 50 persen. Ya sekitar Rp 4miliar," kata Suloso.
Pihaknya masih berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan PMK tersebut. Kebijakan lockdown pun telah ia putuskan pada sapi perah tersebut. Namun belum menuai hasil yang baik. "Lockdown sudah kami lakukan. Petugas juga sudah kami kerahkan, termasuk dokter hewan," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gegara PMK, Peternak Sapi Perah di Probolinggo Rugi Hingga Rp4 Miliar
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Faizal R Arief |