TIMES JATIM, NGAWI – Keripik pisang sudah begitu akrab bagi masyarakat Ngawi. Tekstur yang gurih dan renyah, dibalur bumbu sederhana saja, sudah banyak peminatnya.

Bagi Baiti Alfarisa, warga Desa Kuniran, Sine, Ngawi, irisan pisang yang digoreng itu harus tampil menyesuaikan zamannya. Dia pun memilih memberi bumbu dengan aneka rasa kekinian.

"Saya suka keripik pisang. Tapi, bosan dengan rasa yang biasa-biasa saja. Maka saya ingin mengolah sendiri dengan aneka rasa,’’ kata Risa, sapaan akrab Baiti Alfarisa kepada TIMES Indonesia. 

Dia lantas mencoba meracik bumbu untuk keripik pisang. Hasil olahan uji cobanya, dia bagikan kepada teman-temannya. Di antaranya, keripik pisang rasa keju, teh hijau, cokelat, dan susu.

‘'Lalu saya mencoba menjualnya, ternyata respons masyarakat bagus. Jadilah keripik pisang aneka raza Macida Nana,’’ tambahnya. 

Total butuh seharian penuh untuk produksi 100 bungkus. Sekali produksi membutuhkan dua tandan pisang raja.

Kemudian, dipotong manual dengan pasah. Barulah digoreng langsung di minyak panas. Setelah digoreng, ditiriskan semalam. Esok harinya baru ditaburi bumbu bumbu kualitas premium.

‘’Setelah itu siap dipasarkan, biasanya saya tawarkan lewat media sosial,’’ katanya. 

Kripik pisang aneka rasa itu mulai dia jual pada Agustus 2020, hingga kini kurang lebih telah terjual lebih dari 3.500 bungkus kemasan 120 gram dengan harga Rp15 ribu.

Keripik pisang buatan Risa selain dijual di Ngawi, juga menembus Jabodetabek, Solo dan Kalimantan. Juga terdistribusi ke beberapa daerah di eks- Karesidenan Madiun. (*)