TIMES JATIM, JEMBER – Meski jumlah bayi stunting sangat rendah, Pemerintah Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang terus berupaya melakukan pencegahan stunting di wilayahnya.
Seperti yang berlangsung di pendapa Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Selasa (19/8/2025), pemdes setempat melakukan rembuk stunting untuk rencana kerja pemerintah desa (RKPDes) tahun 2026.
Berdasarkan data yang diperoleh, Desa Sidomukti terdapat tiga kasus stunting sepanjang 2025.
Sedangkan di tingkat Kecamatan Mayang, angka stunting sebanyak 85.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak seperti kader kesehatan, PAUD, masyarakat, dan pemerintah desa untuk membahas dan menyusun rencana aksi pencegahan stunting.
Rembuk stunting menjadi bagian integral dalam penyusunan RKPDes, yang memuat program-program terkait penanganan stunting.
Program ini fokus pada kesehatan ibu hamil dan calon pengantin untuk mencegah kelahiran bayi stunting seperti pemberian makanan tambahan (PMT).
Sekretaris Kecamatan Mayang Dannie Allcholin mengatakan bahwa stunting merupakan masalah kekurangan gizi yang dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik, kognitif, dan kesehatan anak.
Oleh karena itu, upaya pencegahan sejak dini, terutama pada masa kehamilan dan balita, sangat penting untuk mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.
"Penanganan stunting membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, kader kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat. Dengan komitmen bersama, diharapkan angka stunting di Desa Sidomukti dan daerah lainnya dapat terus ditekan," ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kasus Kecil, Desa Sidomukti Komitmen Terus Hapus Stunting
Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |