TIMES JATIM, MALANG – Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) menggandeng Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) bakal membuat gebrakan untuk produk rempah. Mereka akan membuat Communal Branding untuk produk rempah yang ada di Jawa Timur.
Communal branding sendiri merupakan sistem branding satu merek yang dimanfaatkan banyak pelaku usaha sebagai solusi meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan.
Kepala Diskop UKM Jatim, Andromeda Qomariah mengatakan, konsep communal branding ini sebelumnya telah dilakukan untuk produk kopi yang ada di Jawa Timur.
"Untuk komoditas kopi kita sudah lakukan di 2 tahun kemarin dengan Fakultas Pertanian UB. Jadi ada di Kabupaten Jember, Jombang, dan Madiun. Kita beri merek Javeast Coffee," ucapnya Kamis (22/2/2024).
Dia menyebut program itu sukses diterapkan untuk produk kopi. Buktinya, Javeast Coffee berhasil tembus di pasar Global seperti Mesir. Sehingga tahun ini, pihaknya ingin menerapkan hal yang sama untuk produk rempah.
"Tahun ketiga ini kita akan mencoba untuk produk rempah, dan kami kembali dengan FP UB, karena yang memiliki data di pertanian yang sangat lengkap adalah UB," imbuhnya.
Selain itu, tahun ini pihaknya juga akan menggandeng Dewan Jamu Indonesia (DJI) yang juga punya konsen di tumbuhan rempah. "Kedepan diharapkan komunal branding ini bisa menguatkan pasar bagi UKM-UKM rempah di Jawa Timur," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Dekan FP UB, Prof. Mangku Purnomo, S.P.,M.Si, Ph.D. menambahkan, Fakultas Pertanian siap membantu Diskop UKM Jawa Timur untuk mengembangkan communal branding produk rempah.
"Supaya nilai produk rempah ini meningkat, dan lebih dikenal. Agar yang dulunya tidak ada merek yang bagus, kemudian ada merek bersama. Sehingga standarnya juga nanti akan sama," tuturnya.
Apabila produk tersebut telah mempunyai standar yang sama, tentunya kedepan produk rempah di Jatim juga akan mengalami peningkatan kualitas. sehingga berarti produk rempah di Jawa Timur bisa lebih diterima di pasar yang lebih luas.
"Nah itu yang sedang kita siapkan. Fakultas pertanian sifatnya hanya membantu saja. mulai dari basic, pemberdayaan petaninya, kemudian membangun kelembagaannya, sampai kemudian nanti launching. Kalau bisa nanti sampai ke market dan ekspor," imbuhnya.
Dia menyebut, bahwa potensi tumbuhan rempah di Jawa Timur sendiri sangat besar. Namun, saat ini kualitasnya masih bervariasi. Ada yang mempunyai kualitas yang masih rendah, namun juga sudah ada yang berkualitas tinggi. Sehingga dengan adanya communal branding ini, kedepan produk rempah bisa mempunyai kualitas yang seragam.
"Salah satu bagian dari komunal branding adalah meningkatkan kualitas dan menyeragamkan kualitas itu. Supaya kualitasnya baik. supaya bisa memenuhi kebutuhan industri," pungkas Prof Mangku. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |