https://jatim.times.co.id/
Berita

Pesantren Tebuireng Bakal Gelar Muktamar Turats Nabawi 2025, Bahas Krisis Ekologi

Kamis, 11 Desember 2025 - 10:56
Pesantren Tebuireng Siapkan Muktamar Turats Nabawi, Rumuskan Eko-Sunnah untuk Atasi Krisis Ekologi Poster 1st Muktamār Turats Nabawi (MUTUN) 2025 yang diselenggarakan Ma’had Aly Tebuireng. (FOTO: Dok. Ma’had Aly Tebuireng)

TIMES JATIM, JOMBANG – Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, bersiap menggelar hajatan akademik internasional bergengsi bertajuk 1st Muktamār Turats Nabawi (MUTUN) 2025, sebuah konferensi internasional hadis berbasis turats yang akan berlangsung 13–14 Desember 2025 di kompleks Pesantren Tebuireng.

Tahun ini, MUTUN mengangkat tema besar: “Eco-Sunnah dan Krisis Ekologi Global: Formulasi Kontribusi Islam Melalui Hadis untuk Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”. Tema tersebut menjadi respons akademik atas kekhawatiran dunia terhadap kondisi bumi yang semakin kritis.

Hadis sebagai Sumber Solusi Krisis Ekologi

Ketua Panitia MUTUN 2025 sekaligus Direktur M2 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, Dr. Ahmad 'Ubaydi Hasbillah, menegaskan bahwa konferensi ini didesain untuk menghubungkan kajian turats klasik dengan problem global masa kini.

“Umat Islam tidak boleh berhenti sebagai pihak terdampak. Kita harus tampil sebagai pemberi solusi. Banyak nilai ekologis dalam Sunnah Nabi yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Itulah yang kami sebut Eko-Sunnah,” terang Dr. ’Ubaydi dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Kamis (11/12/2025).

Ia mencontohkan sejumlah hadis ekologis: larangan mencemari sungai, larangan menebang pohon sembarangan, hingga anjuran menanam pohon meski dunia menjelang kiamat.

Menurutnya, ajaran Nabi ini adalah prinsip dasar konservasi yang sangat relevan untuk menjawab kerusakan lingkungan saat ini. Karena itu, MUTUN diharapkan membuka ruang pembacaan ulang terhadap hadis-hadis ekologis agar lebih aplikatif dalam kebijakan publik dan gerakan keberlanjutan.

Islam dan SDGs: Menyatukan Turats dengan Agenda Global

Dr. ’Ubaydi menekankan bahwa MUTUN bukan sekadar forum ilmiah, tetapi gerakan intelektual untuk menjadikan hadis sebagai instrumen kontribusi nyata bagi pencapaian SDGs.

“Kami ingin MUTUN melahirkan rekomendasi yang tidak berhenti di atas kertas. Hadis harus menjadi basis praktik bagi umat Islam dalam merawat bumi,” ujarnya.

Sementara itu, Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Dr. KH. Achmad Roziqi, menyebut MUTUN sebagai momentum bagi perguruan tinggi berbasis pesantren untuk menunjukkan bahwa turats tidak pernah kehilangan relevansi.

“Tugas kami adalah membuktikan bahwa hadis bukan hanya urusan ritual. Turats Nabawi adalah sumber etika abadi, termasuk etika lingkungan. Kami ingin mencetak ulama yang paham sanad sekaligus peka terhadap krisis kemanusiaan dan ekologi,” tegasnya.

Rangkaian Pra-Muktamar: Menggali Akar Ekologi dalam Turats

Sebelum konferensi internasional digelar, panitia telah menyiapkan serangkaian kegiatan pra-muktamar mulai 6 hingga 12 Desember 2025, untuk membangun landasan keilmuan dan spiritual bagi peserta.

6 Desember 2025 — Literasi Keuangan Syariah & SDGs

Sesi ini membahas bagaimana keuangan syariah mendukung pembangunan berkelanjutan. Dr. Roziqi menegaskan bahwa tokoh-tokoh dalam tradisi hadis memberi teladan keberhasilan finansial tanpa meninggalkan nilai keagamaan, seperti Sayyiduna Anas bin Malik yang dikenal kaya raya sekaligus perawi hadis.

11 Desember 2025 — Bahtsul Masa’il Hadits tentang Lingkungan

Forum khas pesantren ini mengupas isu-isu kontemporer seperti hilirisasi sumber daya alam, UU Cipta Kerja dan dampaknya terhadap lingkungan, konsep Green Wakaf, hingga Hifdzul Bi’ah dalam Maqashid Syariah.

12 Desember 2025 — Pengumpulan & Khataman Hadis-Hadis Lingkungan

Mahasantri terlibat dalam pengumpulan dan pembacaan hadis tentang etika lingkungan, konservasi air, dan larangan merusak alam. Acara ditutup dengan Khataman sebagai komitmen spiritual bahwa gerakan ekologis berakar dari Sunnah Nabi.

Puncak Acara: Konferensi Internasional Eko-Sunnah

Pada 13–14 Desember 2025, para ulama, akademisi, dan peneliti dari berbagai negara akan berkumpul di Tebuireng untuk mempresentasikan riset terbaru tentang hadis lingkungan, metodologi turats, ekonomi hijau syariah, hingga formula Eko-Sunnah untuk SDGs.

Pembicara dari Tiga Benua

Beberapa tokoh internasional yang akan hadir di antaranya:

  • Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed (University Ibn Tufail, Maroko)
  • Syaykh Dr. Muhammad bin Yahya al-Ninowy (Founder Madina Institute, USA)
  • Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk al-Husayni (Ketua Delegasi Al-Azhar di Indonesia)
  • KH. Ulil Abshar Abdalla, M.A. (Analis Pesantren dan Lingkungan)
  • Prof. Dr. Khamim, M.Ag. (Guru Besar Ulumul Hadis Ma’had Aly)
  • Dr. Ahmad ’Ubaydi Hasbillah, M.Hum. (Direktur M2 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari)

Tulisan ilmiah juga datang dari peneliti Indonesia, Malaysia, Mesir, Libya, India, hingga Pakistan. Sejumlah lembaga riset internasional bahkan sudah menyatakan minat untuk bekerja sama dalam proyek lanjutan setelah MUTUN.

MUTUN 2025: Menyatukan Turats, Sains, dan Kepedulian Bumi

Dengan menghadirkan pakar dari Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Amerika, Ma’had Aly Tebuireng berharap MUTUN 2025 menjadi tonggak baru lahirnya Fiqh Ekologi berbasis Hadis, sekaligus menegaskan bahwa Islam memiliki kontribusi besar dalam merespons krisis lingkungan global. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.