TIMES JATIM, PACITAN – Musim kemarau tahun ini diprediksikan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan (BPBD Pacitan), Erwin Andriatmoko.
"Lebih kering walau jangka waktunya tidak selama kemarau tahun kemarin. Puncak kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus mendatang," ujar Erwin, Rabu (17/7/2024).
Menyikapi hal tersebut, Pemkab Pacitan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menangani kekeringan, di antaranya membangun sarana penyediaan air baku, seperti sumur bor dan penampungan air, mengoptimalkan embung dan Satgas air bersih.
"Kami juga melakukan proses mitigasi dan eksekusi di desa-desa yang rawan kekeringan," terang Erwin.
Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 59 desa di Kabupaten Pacitan yang rawan kekeringan. Dari jumlah tersebut, 25 desa sudah tuntas tertangani, dan masih ada 34 desa yang dalam proses penanganan.
"Saat ini belum ada permintaan pengiriman air," jelas Erwin.
Meskipun demikian, Pemkab Pacitan tetap menghimbau kepada masyarakat untuk berhemat air dan menggunakan air secara bijak.
"Paling pas saat ini kita harus mengantisipasi kekeringan dengan melestarikan sumber air bersih yang ada," pungkas Kepala BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ada 34 Desa Terancam Krisis Air Bersih, BPBD Pacitan: Puncak Kemarau Agustus
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |